Page 124 - BUKU SOSIOLOGI SMA
P. 124
Norma-norma dalam masyarakat atau pemerintah sering membatasi
terjadinya kerumunan. Masyarakat tertentu melarang atau membatasi
diadakannya demonstrasi. Suatu kerumunan yang sudah beraksi, bila
datangnya pihak lain yang tidak bertanggung jawab mempunyai
kecenderungan merusak. Banyak bukti-bukti, bahwa kerumunan liar
dianggap sebagai gejala sosial yang kurang disukai dalam masyarakat
yang teratur. Sebaliknya ada kerumunan yang dapat diarahkan pada
tujuan yang baik seperti kumpulan manusia yang menghadiri suatu
ceramah keagamaan.
Oleh karena itu, kerumunan dapat dibedakan atas:
a. kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi,
b. kerumunan yang berguna bagi organisasi masyarakat yang timbul
dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya.
Atas dasar perbedaan kerumunan tersebut, kita dapati bentuk-bentuk
umum kerumunan sebagai berikut.
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial. Kerumunan ini
meliputi kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan
tujuan dan kerumunan yang dialami sebagai penyalur keinginan saja.
b. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
1) Kerumunan yang bertindak secara emosional. Mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik dan bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku.
2) Bersifat immoral: kerumunan yang bersifat merusak moral.
c. Kerumunan yang bersifat sementara.
1) Kerumunan yang merupakan halangan tercapainya maksud seseorang.
2) Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik karena
terkena bencana atau musibah lainnya.
3) Kerumunan penonton yang terjadi karena seseorang ingin melihat
adanya kejadian tertentu.
Gambar 5.1
Kerumunan orang di pelelangan ikan yang bersifat sementara.
(Sumber: Kompas, 7 Juni 2006)
Sosiologi SMA Kelas X 117