Page 24 - Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
P. 24
6. Kata Tidak Baku dan Baku
Tuturan maupun tulisan resmi harus menggunakan kata baku tentunya, yaitu kata yang
telah resmi dan standar dalam penggunaannya. Kata baku ada yang berasal dari bahasa
Indonesia, ada yang berasal dari bahasa daerah dan ada juga yang berasal dari bahasa asing
bahasa asing yang telah diatut dengan ejaan bahasa Indonesia yang resmi. Sebaliknya, kata tidak
baku, merupakan kata yang belum diterima secara resmi atau kata yang tidak mengikuti kaidah
yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh kata tidak baku:
(1) kata dari dialek-dialek bahasa Indonesia yang ada,
(2) kata dari serapan bahasa daerah yang belum berterima,
(3) kata dari bahasa asing yang tidak memenuhi persyaratan ejaan dalam bahasa Indonesia,
(4) kata dari bahasa Indonesia yang dieja sebagai bahasa asing, dan lain-lain.
7. Kata Mubazir
Kata berulang merupakan kata bersinonim atau kata yang maknanya sama dan digunakan
bersama sehingga terjadi mubazir kata-kata, penggunaan kata mubazir dalam tuturan atau
tulisan sebaiknya harus kita dihindari karena akan menimbulkan beberapa makna yang
berlebihan nantinya. Contoh pada kata sejak dan dari, demi dan untuk, supaya dan agar, dan
lain-lain.
8. Kata Mirip
Kata yang tampak mirip dari segi maknanya atau kata yang rasanya mirip dari segi
bentuknya disebut kata miring. Kata sesuatu atau suatu, sesekali dan sekali, termasuk kata yang
memiliki kemiripan bentuk, sedangkan kata seperti tiap-tiap termasuk kata yang memiliki
kemiripan makna. Kata tersebut sering salah enggunaannya sehingga menghasilkan kalimat yang
menjadi tidak tepat, baku dan juga tidak efektif
20