Page 21 - Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
P. 21
sastra karena lebih banyak menggunakan kata-kata yang bersifat konotatif sebagai upaya untuk
menyatuhkan keindahan. Sedangkan dalam kaitan makna kata yang terdapat beragam konotasi
sosial, yaitu ada yang bersifat positif maupun negatif, rendah maupun tinggi, porno, dan sopan.
Misalnya, kata-kata karyawan, asisten, wisma, hamil, dan berpulang dianggap positif, baik,
sopan, dan modern jika dibandingkan dengan kata-kata seperti buruh, pembantu, pondok,
bunting, dan mati yang dianggap kata-kata diatas negatif, kasar, dan sudah kuno.
1. Kata Memiliki Makna yang Sama dan Bersifat Homonim
Sebuah kata tidak hanya dapat melambangkan secara tepat dari satu objek ataupun satu
konsep, tetapi juga ada kata yang hanya melambangkan beberapa makna dan sebaliknya ada
juga beberapa kata yang hanya melambangkan satu makna. Sinonim adalah kata yang maknanya
sama ataupun mirip dengan kata lain. Persamaan makna tersebut juga dapat tidak berlaku
sepenuhnya.
Ketentuan kata dalam penggunaannya tergantung oleh ketepatan pilihan kata masing-masing.
Misalnya, kita kata seperti pemandangan yang indah, gadis cantik, dan rumah bagus tentunya
akan terasa janggal atau kurang tepat jika dikatakan pemandagan cantik dan gadis bagus.
Sinonim ini dapat juga diumpamakan sebagai nama lain untuk suatu benda atau pengertian lain
dari kata ungkapan. Contoh, kata nasib dan takdir, kedua kata tersebut adalah sinonim dan
relasinya selalu berlaku dengan dua arah, yaitu dari takdir ke nasib atau dari nasib ke takdir.
Sinonim ini dapat kita bedakan sesuai dengan tempat posisi tersebut berada.
Sebagai contohnya:
Bentuk kata Sinonim Contoh
Sinomin antarkalimat Kiki merasa sangat sedih melihat
pedagang kaki lima kehujanan.
Sinonim antarfrase Mobil itu bagus dan mobil yang
bagus itu.
Sinonim antarkata Nasib dan takdir, memuaskan dan
menyenangkan
Sinonim antarmorfem Buku-bukunya dan buku-buku
17