Page 39 - Komunikasi Pendidikan
P. 39
Hingga derajat tertentu kita bagai kertas putih yang
dapat mereka tulisi apa saja atau tanah liat yang dapat
mereka bentuk sekehendak mereka. Pendeknya kita adalah
“ciptaan” mereka. Sayangnya tidak semua orang tua
menyadari hal ini. Seoranng ibu, ayah, atau kakak boleh jadi
mengeluarkan kata-kata kepada anak: “Bodoh!”, “dasar
anak nakal”, “banci kamu”, “kamu mau jadi diplomat, bahasa
inggris saja kamu nggak becus”, atau “kamu nggak usalah
memasak soto ayam, masak air saja kamu nggak bisa”. Bila
hal ini kerab terjadi sungguh itu kan merusak konsep diri
anak yang pada gilirannya akan mereka percayai. Seorang
anak mungkin saja cerdas tetapi karena dianggap bodoh ia
akan surut melakukan apa yanng ingin ia lakukan, karena dia
menganggap dirinya demikian. Pada gilirannya orang lain
pun akan menganggapnya bodoh. Inilah yang disebut
“nubuat yang dipenuhi sendiri” (self fulfilling prophecy)
yakni ramalan yang menjadi kenyataan karena, sadar atau
tidak, kita percaya da mengatakan bahwa ramalan itu akan
menjadi kenyataan.
Dalam proses menjadi dewasa, kita menerima pesan
dari orang-orang disekitar kita mengenai siapa diri kita da
harus menjadi apa kita. Berupa – antara – lain arahan yang