Page 40 - Komunikasi Pendidikan
P. 40

jelas  sebagaimana  skenario  yang  ditulis  untuk  sinetron


                            atau drama. Arahan itu misalnya “ cium tangan kakek dan


                            nenek”,  “Bilang  terima  kasih  kepada  paman  dan  bibi”,

                            “gunakan tangan bagus (kanan) untuk menerima hadiah itu”,


                            “anak  Pintar”,  setiap    orang  dalam  keluarga  besar  kita

                            berpendidikan  tinggi”,  “jangan  kawin  dengan  orang  beda


                            agama”,  untuk  terlihat  cantik  milikilah  kuliat  yang  putih


                            (atau rambut yang lurus)”, dan sebagainnya. Orang-orang


                            dikeluarga  kita  juga  memberi  andil  kepada  skenario  itu,

                            seperti guru, pak kiai, sahabat dan bahkan televisi. Semua


                            mengharapkan  kita  memainkan  peran  kita.  Menjelang

                            dewasa, kita menemui kesulitan memisahkan siapa kita dari


                            siapa kita menurut orang lain, dan konsep diri kita memang


                            terikat rumit bdengan definisi yang diberikan orang lain

                            kepada kita.



                                  Meskipun        kita      berupaya        untuk       berperilaku


                            sebagaimana yang diharapkan ornag lain, kita tidak pernah

                            secara total memenuhi pengharapan orang lain tersebut.


                            Akan  tetapi,  ketika  kita  berupaya  berinteraksi  dengan


                            mereka,  pengharapan,  kesan,  dan  citra  mereka  tentang

                            kita sangatmemengaruhi konsep diri kira, perilaku kita dan


                            apa yang kita inginkan. Berdasarkan asumsi-asumsi itu, kita
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45