Page 91 - UKBM-B. Indonesia-smt 3-dikonversi_Neat
P. 91

BIN – 3.8/ 4.8/ 3 / 1.1







                        “Kalau membuat gangan bersantan, bawang merahnya mesti lebih banyak,”
                        beri tahu Ibu seusai merajang bawang di atas cobek langsung.


                        “Kenapa begitu?”

                        “Entahlah. Nenekmu yang mengajari Ibu. Mungkin supaya lebih gurih.”

                        Saya  tersenyum  kecil.  Sebuah  penjelasan  asal  ada.  Berbeda  semasa  kuliah
                        dulu. Segalanya dituntut sumber, dikutip dari penelitian mana, juga tahunnya
                        berapa.  Tidak  terkecuali  urusan  bawang-bawangan.  Seperti  yang  pernah
                        tidak  sengaja  saya  baca  saat  mencari  sumber  referensi  tentang  antibiotik
                        alami.  Konon  bawang  merah  dan  bawang  putih  bisa  digunakan  sebagai
                        antibiotik, antiperadangan, bahkan melawan kanker.


                        Itu sebabnya dulu saya sempat mengira urusan domestik rumah tangga tidak
                        lebih  sulit  daripada  mengeluarkan  diri  dengan  kepala  tegak  dari  fakultas
                        kedokteran.  Tidak  lebih  sulit  dari  berjuang  lulus  dari  semua  ujian  dengan
                        nilai memuaskan. Karena dulu teman-teman saya sering berkata ingin nikah
                        saja  jika  diterpa  ujian  macam-macam  ditambah  tugas  beragam.  Nyatanya
                        tidak sepenuhnya betul juga. Banyak hal yang saya tak tahu, termasuk urusan
                        bumbu.


                        “Haluskanlah,”  ujar  Ibu  setelah  selesai  menaruh  dan  merajang  bawang,
                        kunyit, jahe, kencur. lengkuas, juga lainnya di cobek. “Setelah itu kau tumis
                        bumbunya dengan sedikit minyak dan api kecil.”


                        Ibu  kemudian  beranjak  menuju  panci.  Ia  tampak  mengaduk  sebentar,
                        mengangkat bergantian potongan ubi kayu, waluh, jagung. Setelah dipastikan
                        agak  lunak,  ibu  kemudian  memasukkan  potongan  kacang  panjang.  Saya
                        sendiri  baru  saja  selesai  mengulek  bumbu  dan  bersiap  menumisnya  di
                        tungku sebelah kiri ibu.

                        Kalau sayumya sudah lunak. kau masukkan dulu santan encer.”


                        Saya memperhatikan instruksi ibu dengan saksama. Memberi catatan kecil di
                        buku yang saya bawa. Sekarang tulisan saya lebih parah dari cakar ayam. Ibu
                        banyak memberi  instruksi  dan cepat sekali. Tidak akan  ada  salinan materi
                        dari file presentasi. Semua mesti disimak dan dicatat bersamaan.


                        Setelah  letupan  pertama,  ibu  kemudian  memasukkan  potongan  garih,  ikan
                        gabus asin yang biasa dijadikan lauk makan. Disusul bumbu yang telah saya
                        tumis tadi.


                        “Kau mesti tahu, Hen, perempuan itu seperti sekotak bumbu dapur. Dia yang
                        menentukan  seperti  apa  rasa  sajian,  rasa  kehidupan.  Manis,  asin,  asam,




                                                              91
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96