Page 384 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 384
Nasional No.19 tahun 2007. Peraturan Menteri tersebut terdapat hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan pendidikan di antaranya, Perencanaan Program, Pelaksanaan Rencana Kerja,
Pengawasan dan Evaluasi, Kepemimpinan sekolah/madrasah, Sistem Informasi Manajemen, dan
Penilaian Khusus (Rinawati, 2010: 1).
Karena pentingnya sekolah dasar dalam mempersiapkan karakter anak ke depan, maka
penyelenggaraan sekolah dasar tidak dapat dilakukan secara asal saja hanya dengan mementingkan
kuantitas dengan mengabaikan kualitas. Di sisi lain, pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas ditentukan oleh kualitas pendidikan. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan khususnya
di jenjang sekolah dasar harus memperhatikan kualitas.
Kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan, baik produk dan jasa maupun pelayanan yang mampu 2 bersaing di lapangan kerja
yang ada dan yang diperlukan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang
dilakukan melalui sekolah. Hal ini sesuai dengan pandangan Davies (2002: 197) yang menyatakan
bahwa dalam konteks pendidikan, sekolah secara tradisional memberikan modal intelektual
(intellectual capital) sedangkan keluarga memberikan modal sosial (social capital).
Guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata tetapi juga
mendidik, mengarahkan dan menggerakan siswa agar menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya
pandai dan terampil tetapi juga berintegritas serta berbudi pekerti yang luhur. Mutu layanan
sekolah yang baik tidak hanya layanan kepada siswa akan tetapi kepada orang tua, tamu sekolah
dan lain sebagainya. Mutu layanan juga ditentukan dari kemampuan pelaku sekolah untuk dapat
menjalin hubungan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh stakeholder sekolah.
Mutu lingkungan sekolah ditunjukkan dengan sekolah yang bersih, indah, damai. Dengan
lingkungan yang baik akan menciptakan kenyamanan proses belajar mengajar di sekolah.
Analisis SWOT dampak Kurikulum Merdeka Belajar Yang Diterapkan di Sekolah Dasar
Untuk menganalisis dampak merdeka belajar pada sekolah dasar peneliti menggunakan
analisis SWOT sebagai evaluasi terkait dengan dampak merdeka belajar yang diterapkan oleh
sekolah. Analisis ini dapat membantu pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan keadaan sekitar mereka. Analisis SWOT ini juga mampu menghasilkan
analisis objektif berdasarkan situasi nyata yang sedang dihadapi lembaga. Analisis SWOT yang
akan dipergunakan dapat dipresentasikan dengan pembagi faktor faktor strategik dalam suatu
organisasi kedalam enam matriks, dua matriks utama yakni faktor internal yang terdiri dari
Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) (SW) dan faktor eksternal yang terdiri dari
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) (OT). berikut analisis kurikulum ini dengan
menggunakan analisis SWOT
a. STRENGTHS (Kekuatan) Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada peserta
didik. Artinya guru bertindak sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan proses
pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam belajar. Hal ini
dapat menjadi sebuah kekuatan terciptanya peserta didik yang mandiri, mampu
berkolaborasi, mampu beradaptasi, kreatif dan bernalar kritis.
b. WEAKNESS (kelemahan)Karena kurikulum merdeka merupakan student center yakni fokus
pembelajaran berpusat pada peserta didik maka kelemahannya adalah peserta didik harus
memiliki pendamping atau fasilitator yang berkualitas dan mampu mengarahkan
pembelajaran misalnya saat pembelajaran yang menggunakan media teknologi maka guru
yang bertindak sebagai fasilitator harus lebih paham menggunakan media teknologi sehingga
dapat mengontrol peserta didik dalam menggunakan media teknologi tersebut.
c. OPPORTUNITIES (Peluang) Pada kurikulum merdeka peserta didik diberikan kebebasan
untuk menemukan sumber belajar dan dapat belajar dari mana saja termasuk menggunakan
375