Page 386 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 386
a. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit Dengan bebasnya berekspresi anak didik
dalam belajar, tentunya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit Karen dalam
berprosesnya anak didik berbeda-beda pemahaman.
b. Kurangnya guru yang merdeka Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar
tentunya memerlukan guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para guru
yang merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru pada masa
kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para guru, karena program
merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.
c. Kurangnya referensi Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan
referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang dinilai
rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih efisien untuk menjalankan pembelajaran
dan mewujudkan program merdeka belajar ini. itulah kelebihan dan kekurangan yang
diambil secara garis besar.(Tim Kompasiana, 2020).
D. SIMPULAN
Merdeka Belajar merupakan kebijakan yang dirancang pemerintah untuk membuat lompatan
besar dalam aspek kualitas pendidikan agar menghasilkan siswa dan lulusan yang unggul dalam
menghadapi tantangan masa depan yang kompleks. Tujuan merdeka belajar adalah kemerdekaan
berpikir bagi siswa dan guru. Merdeka belajar mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka di
mana guru dan siswa dapat secara leluasa dan menyenangkan mengeksplorasi pengetahuan, sikap
dan keterampilan dari lingkungan. Berdasarkan kajian di atas kurikulum Merdeka Belajar pada
sekolah dasar masih menjadi sesuatu yang baru bagi segenap penyedia jasa layanan pendidikan.
Dari analisis SWOT juga menunjukkan ancaman dan kelemahan masih mendominasi kekuatan dan
peluang yang ada, peran orang tua dan guru di sekolah sangatlah penting dalam hal pengawasan
murid di sekolah dasar agar tidak terpapar informasi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
jika proses pembelajaran tidak diawasi atau guru yang menjadi sebagai fasilitator gaptek dengan
internet. Tujuan pendidikan yaitu mewujudkan murid atau peserta didik yang berpikir kritis serta
memecahkan masalah, kreatif dan berinovasi, terampil berkomunikasi dan berkolaborasi, dan
berkarakter. Oleh karena itu, dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan belajar harus mampu
menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pendidikan di era Revolusi Industri 4.0. Dan
guru menjadi kunci keberhasilan sistem pendidikan merdeka belajar, oleh sebab itu harus dapat
beradaptasi terhadap sistem pendidikan yang baru agar mempunyai keterampilan dan kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Widiyono, S. I. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus Mengajar Perintis Di
sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 102-107.
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya bagi
Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 95- 101.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Guru Di Sekolah Dasar. Jurnal
Educatio, 1070-1090.
Fiatin, W. N. (2019). Persepsi Masyarakat dan Dampak SIstem Zonasi Untuk Jenjang Sekolah
Dasar DI Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 225-238.
Kemendikbud. 2019. Merdeka Belajar : Pokok-Pokok Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta :
Makalah Rapat Koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2010 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Prenada Media Group.
377