Page 23 - Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia
P. 23
Gambar 6. Proporsi Berat Badan Lahir dan Panjang Badan Lahir
di Indonesia Tahun 2010 dan 2013
100.0 BBLR: 11,1% 100.0 PBL < 48 cm:
82.5 85.0 pada tahun 20,2% pada
80.0 2010 dan 80.0 76.4 tahun 2013
10,2% pada
tahun 2013
60.0 60.0
40.0 40.0
20.2
20.0 20.0
11.1 10.2
6.4 4.8 3.3
0.0 0.0
≤2500 gr >2500-3.999 gr >4.000 gr <48 cm 48-52 cm >52 cm
2010 2013
Sumber: Riset Kesehatan Dasar, 2010 dan 2013
Gambar 7. Proporsi Anak dengan Berat Badan Lahir < 2.500 gram
dan Panjang Badan Lahir < 48 cm di Indonesia Tahun 2013
10.0
8.0 7.6
6.0
4.3
4.0
2.0
0.8
0.0
Sulawesi Tenggara Kalimantan Selatan Sumatera Barat Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Sulawesi Utara Sumatera Utara Nusa Tenggara Barat Kep. Bangka Belitung Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Sulawesi Utara Sumatera Selatan Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat DI Yogyakarta Sulawesi Tengah
Maluku Bengkulu Aceh Maluku Utara Gorontalo Papua Barat Riau Jambi Bali Lampung Jawa Barat Banten Indonesia DKI Jakarta Jambi Jawa Timur Jawa Tengah Papua
Sumber: Riset Kesehatan Dasar, 2013
Setelah bayi lahir dengan kondisi tersebut, dilanjutkan dengan kondisi rendahnya Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) yang memicu rendahnya menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan, dan
tidak memadainya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Dari berbagai survei nasional
(Riskesdas 2013, Sirkesnas 2016, SDKI 2012 – 2017) bayi yang menyusui eksklusif belum sampai
50%. (Gambar 8, Tabel 1).
Lebih lanjut, berdasarkan kajian dari SDKI 2012 dan mengikuti ketentuan dari pedoman pemberian
makan pada anak yang dikeluarkan oleh WHO, ternyata anak Indonesia yang terkategori dalam
minimum acceptable diet hanya 36,6% (Gambar 9)
17 Cegah Stunting, itu Penting.