Page 25 - Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia
P. 25
Data SKMI 2014 juga menunjukkan asupan anak > 6 bulan cenderung mengonsumsi 95% dari
kelompok serealia (karbohidrat), sangat kurang dari kelompok protein, buah, dan sayur (Tabel
2).
Tabel 2. Asupan Makanan Bayi dan Anak 0-35 Bulan pada Tahun 2014
Kelompok Kelompok Kelompok
Umur % Umur % Umur %
Pangan Pangan Pangan
Serealia 23,5 Serealia 95,8 Serealia 98,5
Umbi-umbian 0,3 Umbi-umbian 0,6 Umbi-umbian 0,5
Kacang- Kacang- Kacang-
kacangan 1,4 kacangan 0,9 kacangan 0,1
Buah dan Buah dan Daging dan
0-6 olahan 1,8 7-11 olahan 0,6 1-3 olahan 0,1
bulan bulan tahun
Susu dan Telur dan Susu dan
olahan 73,0 olahan 0,1 olahan 0,9
(ASI=70%)
Susu dan 1,9
olahan
Total 100,0 Total 100,0 Total 100,0
Sumber: Survei Konsumsi Makanan Individu, 2014
Dari uraian di atas, tidak heran jika angka stunting di Indonesia tidak berubah dan cenderung
meningkat. Terjadi gagal tumbuh (growth faltering) mulai bayi berusia 2 bulan, dampak dari
calon ibu hamil (remaja putri) yang sudah bermasalah, dilanjutkan dengan ibu hamil yang juga
bermasalah.
Hal ini sangat terkait oleh banyak faktor, utamanya secara kronis karena asupan gizi yang tidak
memadai dan kemungkinan rentan terhadap infeksi, sehingga sering sakit. Secara kumulatif,
Gambar 10 berikut menunjukan kejadian gagal tumbuh anak Indonesia pada tahun 2013 dan jika
dibandingkan antara anak stunting dan anak normal, ada perbedaan tinggi badan yang cukup
mencolok.
Gambar 10. Kejadian Gagal Tumbuh, dan Perbedaan Tinggi Badan antara
Anak Stunting dan Anak Normal di Indonesia Tahun 2013
Sumber: Riset Kesehatan Dasar, 2013
19 Cegah Stunting, itu Penting.