Page 12 - E-Modul Kontekstual Larutan Asam dan Basa
P. 12
Ayo Belajar
Teori Asam dan Basa
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “acetum” yang berarti cuka. Cuka
merupakan nama trivial dari asam asetat (CH3COOH), yang diketahui banyak digunakan
oleh masyarakat antara lain sebagai penyedap masakan dan membuat acar. Larutan asam
memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak berbagai benda, antara lain logam dan
marmer). Sementara itu, istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab “alquili” yang berarti
abu. Larutan basa memiliki rasa pahit, licin (seperti sabun) dan beberapa jenis basa bersifat
caustic atau membakar, misalnya natrium hidroksida (NaOH) atau soda api. Meskipun asam
dan basa dapat dibedakan dari rasanya, akan tetapi tidak disarankan (dilarang) untuk
mencicipi larutan asam atau basa yang ada di laboratotium.
Gambar 1. Cuka (vinegar) mengandung asam asetat yang merupakan asam. Baking soda
mengandung natrium bikarbonat (NaHCO3) yang merupakan basa. Sabun merupakan produk basa
A. Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius
1. Asam
Ahli kimia Swedia, Svante August Arrhenius (1887) mendefinisikan “asam” sebagai suatu
zat yang menghasilkan ion hidronium (H3O ) atau ion hidrogen apabila dilarutkan dalam air.
+
+
Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H . Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxA, yang
apabila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi sebagai berikut.
+ x-
HxA → xH (aq) + A (aq)
Jumlah ion H + yang dapat dihasilkan oleh tiap molekul asam disebut valensi asam,
+
sedangkan ion negatif (anion) yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H disebut
ion sisa asam.