Page 56 - E-Modul Kontekstual Larutan Asam dan Basa
P. 56
Titrasi asam-basa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Salah satu contoh titrasi asam kuat dengan basa kuat yaitu titrasi antara larutan HCl
dengan larutan NaOH. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kurva disamping, yaitu
sebagai berikut:
a. pH larutan naik sedikit demi sedikit
b. Perubahan pH drastis terjadi disekitar titik ekuivalen
c. pH titik ekuivalennya = 7 (netral)
d. Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol
biru, atau fenolftalein. Indikator fenolftalein lebih sering
digunakan karena perubahan warna fenolftalein lebih
mudah diamati
2. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Salah satu contoh titrasi asam lemah dengan basa kuat yaitu titrasi antara larutan
CH3COOH dengan larutan NaOH. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kurva
disamping, yaitu sebagai berikut:
a. Titik ekuivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 - 9
b. Lonjakan perubahan pH disekitar titik ekuivalen akan
lebih kecil, tetapi hanya sekitar 3 satuan, yiatu dari pH ± 7
hingga pH ± 10
c. Indikator yang dapat digunakan: fenolftalein
3. Titrasi Basa lemah dengan asam kuat
Salah satu contoh titrasi asam lemah dengan basa kuat yaitu titrasi antara larutan NH3
dengan larutan HCl. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kurva disamping, yaitu
sebagai berikut:
a. Titik ekuivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 - 6
b. Lonjakan perubahan pH disekitar titik ekuivalen
hanyasedikit, hanya sekitar 3 satuan, yiatu dari pH ± 7
hingga pH ± 4
c. Indikator yang dapat digunakan: metil merah
d. Indikator fenolftalein tidak dapat digunakan karena
perubahan warnanya akan terjadi jauh sebelum tercapai
titik ekuivalen.