Page 53 - E-Modul Kontekstual Larutan Asam dan Basa
P. 53
Sub 4: Titrasi Asam-Basa
Boraks dalam Makanan
Makanan adalah salah satu sumber energi bagi tubuh manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Makanan yang baik adalah makanan bergizi tinggi dengan tujuan untuk menjaga
tubuh kita agar tetap sehat. Makanan yang sampai saat ini masih digemari masyarakat Indonesia
dari berbagai kalangan adalah bakso. Bakso banyak dikonsumsi oleh masyrakat karena
penyajiannya praktis, banyak tersedia diberbagai tempat seperti pasar tradisional, dan harganya
terjangkau bagi semua kalangan.
Bakso merupakan hasil olahan daging, baik daging sapi, ayam, ikan, udang, maupun daging
kerbau. Maraknya penggemar bakso membuat pedagang maupun produsen bakso
menambahkan zat tambahan (food additive) untuk menarik pembeli dan sebagai bahan
pengawet. Salah satu zat kimia yang sering ditambahkan dalam makanan adalah boraks atau
natrium tetraboraks.
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak memiliki bau dan stabil pada suhu
ruangan. Boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat detergen dan antiseptik.
Mengkonsumsi boraks tidak berdampak buruk secara langsung karena boraks akan terakumulasi
dalam tubuh sedikit demi sedikit sehingga menyebabkan toksik pada kadar tertentu. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 Tahun 2012 tentang larangan
penggunaan boraks dalam produk makanan karena asam borat dan senyawanya memiliki sifat
karsinogen dan membahayakan kesehatan. Bahan tambahan pangan boraks yang tidak diizinkan
ini dapat memberikan efek berupa hasil makanan yang tahan lama (awet), teksturnya bagus,
tampilan menarik, dan lebih kenyal.
Penggunaan bahan pengawet berbahaya pada makanan yang beredar di masyarakat
tentu saja memerlukan perhatian khusus. Secara kimia, analisis kadar
boraks pada makanan dapat dilakukan dengan cara titrasi
asam-basa. Asam yang dapat digunakan dalam proses titrasi
asam-basa analisis kadar boraks dalam makanan adalah asam
klorida (HCl). Larutan HCl yang digunakan sebelumnya harus
distandarisasi dahulu dengan larutan standar sekunder, yaitu
natrium hidroksida (NaOH).