Page 38 - E-Modul Pembelajaran Biologi Sistem Reproduksi Manusia untuk Kelas XI SMA/MA
P. 38

Ketika memasuki masa pubertas, wanita akan mengalami perubahan hormon

                       yang  dapat  menyebabkan  oosit  primer  kembali  melanjutkan  meiosis  tahap

                       pertamanya. Meiosis I ini akan menghasilkan dua sel yang ukurannya berbeda satu

                       sama lain. Sel oosit yang memiliki ukuran yang normal (besar) disebut dengan oosit
                       sekunder, sedangkan sel yang memiliki ukuran lebih kecil disebut dengan badan polar

                       pertama (polosit primer).

                              Kemudian, oosit sekunder ini akan melanjutkan prosesnya ke tahap meiosis II.
                       Hanya saja pada meiosis II, proses pembelahannya tidak langsung diselesaikan sampai

                       ke tahap akhir, melainkan akan terhenti hingga terjadi ovulasi. Jika fertilisasi tidak

                       terjadi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi melalui proses menstruasi. Namun

                       jika terdapat penetrasi spermatozoon (tunggal), maka meiosis II pada oosit sekunder

                       akan dilanjutkan kembali. Pada akhirnya, meiosis II ini akan menghasilkan satu sel
                       besar yang disebut dengan ootid dan satu sel kecil yang disebut dengan badan polar

                       kedua  (polosit  sekunder).  Badan  polar  pertama  (polosit  primer)  juga  membelah

                       menjadi badan polar kedua. Akhirnya terdapat tiga badan polar dan satu ootid yang
                       akan tumbuh menjadi ovum dari proses oogenesis pada setiap satu oogonium.

                              Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel)

                       adalah sel pembungkus penuh cairan yang mengelilingi ovum. Folikel memiliki fungsi

                       dalam menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan

                       sejalan dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi.
                       Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer, selama tahap

                       meiosis  I  pada  oosit  primer,  folikel  primer  akan  berkembangan  menjadi  folikel

                       sekunder.  Kemudian,  pada  saat  terbentuk  oosit  sekunder,  folikel  sekunder  akan
                       menjadi  folikel  tersier.  Folikel  tersier  akan  berkembang  menjadi  folikel  de  Graaf

                       (folikel matang) dan siap untuk melakukan ovulasi. Setelah oosit sekunder lepas dari

                       folikel  (ovulasi),  folikel  akan  berubah  menjadi  korpus  luteum.  Jika  fertilisasi  tidak

                       terjadi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan  (Judha, 2016: 153-

                       154).












                                                           30
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43