Page 42 - E-Modul Pembelajaran Biologi Sistem Reproduksi Manusia untuk Kelas XI SMA/MA
P. 42

c.  Fase Ovulasi

                              Saat  akan  memasuki  fase  ovulasi  atau  mendekati  hari  ke-14  akan  terjadi

                          perubahan hormon. Peningkatan kadar hormon estrogen selama fase pra-ovulasi

                          menyebabkan  reaksi  umpan  balik  negatif  atau  penghambatan  pengeluaran
                          hormon  FSH  oleh  hipofisis.  Penurunan  kadar  FSH  menyebabkan  hipofisis

                          melepaskan  LH.  Hormon  LH  akan  merangsang  pelepasan  oosit  sekunder  dari

                          folikel de Graaf. Pada saat ini lah disebut ovulasi, yaitu terjadinya pelepasan oosit
                          sekunder dari folikel de Graaf yang siap dibuahi oleh sel spermatozoon. Umumnya

                          ovulasi terjadi di hari ke-14 (Judha, 2016: 157).

                       d.  Fase Pasca-Ovulasi

                              Pada  fase pasca-ovulasi,  folikel  de  Graaf  yang  telah ditinggalkan  oleh oosit

                          sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan mulai mengkerut berubah menjadi
                          korpus  luteum.  Korpus  luteum  tetap  memproduksi  estrogen  (hanya  saja  tidak

                          sebanyak  folikel  de  Graaf)  dan  hormon  progesteron.  Hormon  progesteron

                          mendukung  kerja  hormon  estrogen  dalam  menebalkan  dinding  uterus
                          (endometrium)  sekaligus  menumbuhkan  pembuluh-pembuluh  darah  pada

                          endometrium.  Progesteron  juga  merangsang  sekresi  lendir  pada  vagina  dan

                          kelenjar  susu  pada  payudara.  Keseluruhan  fungsi  hormon  progesteron  dan

                          estrogen tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada

                          uterus apabila fertilisasi terjadi.
                              Fase pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 hingga hari ke-28. Namun,

                          apabila pada sekitar hari ke-26 tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum akan berubah

                          menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan yang rendah dalam
                          memproduksi  hormon  estrogen  dan  progesteron,  sehingga  kadar  hormon

                          estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif

                          untuk  melepaskan  FSH  dan  kemudian  LH,  sehingga  fase  pasca-ovulasi  akan

                          tersambung  kembali  dengan  fase  menstruasi  berikutnya  membentuk  siklus

                          (Judha, 2016: 157).












                                                           34
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47