Page 44 - E-Modul Pembelajaran Biologi Sistem Reproduksi Manusia untuk Kelas XI SMA/MA
P. 44

harus menembus lapisan-lapisan sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder

                       yang disebut dengan korona radiata.

                              Kemudian  sesudah  menembus  korona  radiata,  spermatozoon  harus

                       menembus lapisan selanjutnya yaitu zona pelusida. Zona pelusida adalah zona/lapisan
                       yang membungkus oosit sekunder terletak di bawah korona radiata dan tersusun atas

                       glikoprotein. Spermatozoon dapat menembus oosit sekunder dikarenakan keduanya

                       saling mengeluarkan enzim hialuronidase atau senyawa fertilizin untuk mendukung
                       proses  fertilisasi  terjadi.  Pada  spermatozoon  bagian  akrosom  mengeluarkan

                       hialuronidase, akrosin, dan antifertilizin. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat

                       melisiskan (merusak) senyawa hialuronid pada korona radiata. Akrosin merupakan

                       enzim/protease yang dapat melisiskan (memecah/menghancurkan) glikoprotein pada

                       zona  pelusida.  Antifertilizin  merupakan  antigen  terhadap  oosit  sekunder  sehingga
                       spermatozoa dapat melekat pada oosit sekunder.

                              Pada oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu. Senyawa tersebut

                       ialah  fertilizin  yang  tersusun  dari  glikoprotein  dengan  fungsi  mengaktifkan
                       spermatozoa  agar  bergerak  lebih  cepat,  menarik  spermatozoa  secara  kemotaksis

                       positif  (respon  sel  yang  menarik  diri  lebih  dekat  menuju  zat  kimia),  dan

                       mengumpulkan spermatozoa di sekeliling oosit sekunder.

                              Pada  saat  satu  sel  spermatozoon  telah  menembus  oosit  sekunder,  sel-sel

                       granulosit  di  bagian  korteks  oosit  sekunder  mengeluarkan  senyawa  khusus  yang
                       menyebabkan  zona  pelusida  tidak dapat  ditembus oleh  sel  spermatozoon lainnya.

                       Adanya penetrasi spermatozoon juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti

                       oosit  sekunder,  sehingga  dari  keseluruhan  proses  oogenesis  dihasilkan  tiga  badan
                       polar dan satu ovum.

                              Segera setelah spermatozoon memasuki oosit sekunder, ekor spermatozoon

                       akan  terdegenerasi,  sedangkan  inti/nukleus  pada  kepala  spermatozoon  yang

                       mengandung  23  kromosom  (n)  akan  berfusi  dengan  ovum  yang  mengandung  23

                       kromosom (n) menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) (Irianto, 2014:
                       687).










                                                           36
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49