Page 52 - E-Modul Pembelajaran Biologi Sistem Reproduksi Manusia untuk Kelas XI SMA/MA
P. 52

7.  Hormon pada Sistem Reproduksi Wanita

                              Mula-mula pada  fase  pra-ovulasi,  hipotalamus  akan  mengeluarkan hormon

                       gonadotropin  yang  berperan  dalam  merangsang  kelenjar  pituitari/hipofisis  untuk

                       menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan
                       folikel  yang  berada  di  dalam  ovarium.  Pematangan  folikel  tersebut  merangsang

                       ovarium untuk memproduksi hormon estrogen.

                              Hormon  estrogen  memiliki  fungsi  sebagai  pembentukan  sifat/karakteristik
                       kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, pinggul membesar, dan ciri lainnya.

                       Selain itu, estrogen juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding

                       ovarium.  Pertumbuhan  endometrium  ini  menandakan  kelenjar  pituitari  untuk

                       menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.

                              Hormon  LH  menstimulasi  pelepasan  oosit  sekunder  dari  folikel  de  Graaf.
                       Folikel  de  Graaf  yang  ditinggalkan  oleh  oosit  sekunder  akan  mengkerut  berbuah

                       menjadi korpus luteum. Korpus luteum yang terbentuk akan segera mensekresikan

                       hormon progesteron dan tetap mensekresikan hormon estrogen dengan jumlah yang
                       sedikit.  Hormon  progesteron  mendukung  estrogen  untuk  menjaga  pertumbuhan

                       endometrium  dan  menumbuhkan  pembuluh-pembuluh  darah  di  endometrium.

                       Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar

                       susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) berguna dalam

                       proses implantasi blastokista.
                              Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum akan berubah menjadi

                       korpus albikan dimana korpus albikan ini memiliki kemampuan memproduksi hormon

                       estrogen  dan  hormon  progesteron  yang  rendah.  Akibatnya,  kadar  estrogen  dan
                       progesteron akan menurun yang menyebabkan dinding rahim meluruh sedikit demi

                       sedikit bersama darah. Darah tersebut nantinya akan keluar dari tubuh melalui vagina

                       (siklus menstruasi) (Irianto, 2014: 685-686).

                              Pada  proses  persalinan  terdapat  beberapa  hormon  yang  berperan  yaitu

                       relaksin,  estrogen,  prostaglandin,  dan  oksitosin.  Relaksin  dihasilkan  oleh  korpus
                       luteum dan plasenta berfungsi melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul

                       saat  terjadi  persalinan.  Estrogen  dihasilkan  oleh  plasenta  yang  konsentrasinya

                       meningkat  pada  saat  persalinan  berfungsi  untuk  kontraksi  uterus.  Prostaglandin
                       dihasilkan oleh membran ekstraembrionik yang memiliki fungsi untuk meningkatkan


                                                           44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57