Page 54 - Emodul Perpajakan
P. 54
3. Tenaga Kerja Asing
Kasus pajak bagi subjek pajak luar negeri atau tenaga kerja asing adalah sebagai
berikut:
PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
Dengan ketentuan berikut:
a. Tarif PPh Pasal 26 bersifat final
b. Tarif PPh Pasal 26 tetap memperhatikan ketentuan pada Perjanjaun Penghindaran
Pajak Berganda (P3B), dalam hal ini orang pribadi yang memperoleh penghasilan
adalah subjek pajak dalam negeri dari negara yang telah mempunyai P3B dengan
Indonesia
c. Pegawai dengan status Wajib Pajak luar negeri memperoleh sebagian atau
keseluruhan penghasilan dari mata uang asing, harus dikonversi terlebih dahulu ke
mata uang rupiah sebelum PPh dihitung
d. PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan jumlah penghasilan bruto, dan tidak kenakan
pemotongan biaya jabatan dan PTKP.
Contoh kasus PPh Pasal 26:
1. Mettiuw Axelsen menerima honorarium sebesar Rp.50.000.000 dari Hotel Amara.
Honorarium diperoleh sehubungan dengan jasa konsultasi yang telah
diberikannya.
Pembahasan kasus PPh Pasal 26:
PPh Pasal 26 yang dipotong Hotel Rangkayo Basa
20% x Rp.50.000.000 = Rp10.000.000
2. Alexa Marin adalah pegawai yang berada di Indonesia kurang lebih 183 hari.
Gregoria Marin berstatus menikah dan mempunyai 1 orang anak. Dia memperoleh
gaji di bulan Juli 2022 sebesar US$3.000 sebulan. Kurs menteri keuangan pada
saat pemotongan adalah Rp.15.000 untuk US$1.
Pembahasan kasus PPh Pasal 26:
20% x (US$3.000 x Rp.15.000) = Rp.9.000.000
4. Pengisian SPT Masa PPh 21
Terdapat beberapa formulir yang digunakan dalam administrasi Pajak Penghasilan
Pasal 21 terdiri dari Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26, Daftar Bukti Pemotongan
PPh Pasal 21/26. SPT Masa PPh Pasal 21/26, Surat Setoran Pajak (SSP), dan lainnya.
a. Bentuk dan Isi SPT Masa
47
E-Modul Perpajakan Nita Sofia, S.Pd, M.Pd.E