Page 52 - Emodul Perpajakan
P. 52
Contoh kasus:
Firdaus berstatus belum menikah. Pada Maret 2021, ia mengerjakan
pembuatan taman sebuah rumah dengan borongan sebesar Rp.6.400.000. Upah
borongan tersebut tidak termasuk material dan tanaman. Pekerjaan borongan
tersebut diselesaikan dalam waktu 20 hari
Pembahasan kasus PPh Pasal 21:
Upah borongan sehari : Rp.6.400.000 : 20 Rp.320.000
PTKP sehari : Rp.54.000.000 : 360 Rp.150.000 -
Upah kena pajak sehari Rp170.000
PPh Pasal 21 sehari : 5% x Rp.170.000 Rp. 8.500
PPh Pasal 21 atas upah borongan: 20 x Rp.8.500 Rp.170.000
4) Jika jumlah upah yang diperoleh dalam bulan yang bersangkutan telah
melebihi Rp.10.200.000, PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
PPh Pasal 21 sebulan = (Tarif Pasal 17 x PKP) : 12
PKP setahun = (upah kumulatif sebulan x 12) – PTKP
setahun
Contoh kasus :
Farel berstatus menikah dan memiliki 2 tanggungan. Ia bekerja di perusahaan
elekronik dengan upah satuan. Pada April 2021, Farel bekerja selama 28 hari
dan mengerjakan 40 unit barang dengan upah per unit Rp.300.000
Pembahasan kasus PPh Pasal 21:
Upah bulan April 2021 : 40 x Rp.300.000 Rp. 12.000.000
Upah neto di setahunkan : 12 x Rp.12.000.000 Rp.144.000.000
PTKP:
- Untuk diri Wajib Pajak Rp.54.000.000
- Tambahan WP menikah Rp. 4.500.000
- Tambahan 2 tanggungan Rp. 9.000.000 +
Rp.68.500.000 –
Penghasilan kena pajak Rp.75.500.000
PPh Pasal 21 terutang setahun:
5% x Rp.60.000.000 Rp. 3.000.000
15% x Rp.15.500.000 Rp. 2.325.000 +
Rp. 5.325.000
PPh Pasal 21 yang dipotong pada April 2021
Rp.5.325.000 : 12 Rp.443.750
45
E-Modul Perpajakan Nita Sofia, S.Pd, M.Pd.E