Page 152 - MODUL_IPS-SOSIOLOGI_2021 (1)_Neat
P. 152
masyarakatyang semakin baik. Pembangunan juga penting untuk
meningkatkan pendapatan ekonomi per kapita.
f. Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan
Ketimpangan sosial merupakan konsekuensi dari stratifikasi sosial. Ketimpangan
Sosial atau Ketidaksetaraan Sosial merupakan satu konsep tentang posisi
seseorang atau sekelompok orang yang tidak sama dibandingkan seseorang
atau sekolompok orang lainnya. Ketimpangan sosial ini lebih terlembagakan
(institutionalized inequality) daripada bersifat individual. Bentuknya bisa
ketidaksetaraan yang terstruktur antara kategori individu yang diciptakan secara
sistematis, direproduksi, dilegitimasi oleh seperangkat ide dan relatif bersifat
stabil (Hurst, 2010: 4). Di dalam perspektif sosiologi, ketimpangan sosial tidak
dilihat dari individu per individu, tetapi bagaimana satu lapisan sosial dengan
jumlah sedikit dan tidak proporsional menentukan nasib orang yang lebih banyak.
Ketimpangan sosial kerap dipandang sebagai kegagalan dari pembangunan
yang mengejar pertumbuhan di sektor ekonomi dan mengabaikan perkembangan
di sektor sosial. Ketimpangan sosial ditandai dengan ketidaksetaraan peluang
atau penghargaan untuk posisi sosial yang berbeda atau status sosial yang
berbeda. Ketimpangan sosial disebabkan karena adanya distribusi kesempatan
yang tidak sama. Hal ini yang melandasi ketimpangan sosial menjadi sebuah
masalah sosial.
Untuk mencermati ketimpangan ekonomi atau pendapatan, sekaligus melihat
pemerataan distribusniya, Corrado Gini (1912), seorang statistik Italia
mengembangkan rumus Koefisien Gini. Dengan rumus tersebut, pada prinsip bila
angka koefisien Gini mendekati angka 0, maka tidak ada ketimpangan atau
terjadi pemerataan pendapatan. Sebaliknya, bila angka koefisien mendekati
angka 1, maka ada ketimpangan pendapatan.
1) Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
Faktor penyebab ketimpangan sosial dapat dinilai dari dua faktor, yakni faktor
struktural dan faktor kultural.
a) Faktor Struktural
IPS - Sosiologi | 141