Page 153 - MODUL_IPS-SOSIOLOGI_2021 (1)_Neat
P. 153
Faktor struktural merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal, formal, maupun
dalam pelaksanaan kebijakannya.
b) Faktor Kultural
Faktor kultural sebagai energi penggerak kehidupan masyarakat. Hal itu
berkaitan dengan karakter masyarakat dalam melaksanakan
kehidupannya. Dalam hal ini, kultur masyarakat berkaitan dengan nilai-
nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. Jadi, faktor kultur sangatlah
penting untuk dibenahi agar dapat menciptakan nilai-nilai produktif dalam
mengatasi ketimpangan sosial sehingga terjadi keadilan sosial.
Poverty Global Practice World Bank (2018) lewat laporan bertajuk Indonesia’s
Rising Divide menyebutkan empat hal yang mendorong ketimpangan di
Indonesia adalah:
(1) Ketimpangan kesempatan yang memperkecil peluang sukses anak-
anak dari keluarga miskin. Akibatnya mereka tak mampu mengakses hal-
hal yang memungkinkannya punya kecakapan (skill) yang dibutuhkan
pasar dan kehilangan kesempatan mendapat pekerjaan bergaji bagus.
(2) Ketimpangan upah dalam dunia kerja. Pasar kerja kini dipenuhi oleh
tenaga kerja, baik terampil atau tidak. Mereka yang punya kecakapan
tinggi akan digaji besar sekali. Sebaliknya, yang kurang cakap dan belum
punya kesempatan untuk mengembangkan diri akan terjebak dalam
pekerjaan informal, bergaji kecil, dan kurang produktif.
(3) Konsentrasi kekayaan yang tinggi. Semakin terpusatnya kekayaan di
tangan segelintir orang berarti pendapatan dari aset keuangan dan fisik
juga mendorong ketimpangan semakin tinggi.
(4) Ketahanan ekonomi yang rendah. Apabila terjadi guncangan ekonomi
atau politik hingga menyebabkan krisis moneter atau PHK, maupun
terjadi bencana alam, orang kaya tidak akan kesulitan mengatasi
masalah. Sebaliknya, rumah tangga yang tergolong miskin dan rentan
miskin, akan rentan ambruk pula jika terjadi guncangan ekonomi,
kesehatan, sosial, politik, dan bencana alam.
2) Dampak Ketimpangan Sosial
142 | IPS - Sosiologi