Page 338 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 338

Pengayaan Materi Sejarah


                             Indonesia  menjalankan  politik  dengan  dunia  luar  secara
                             konvensional  dan  berjuang  menyelesaikan  Revolusi
                             Indonesia  merupakan  kenyataan  yang  harus  diterima
                             dunia   internasional.   Namun    dalam   kenyataannya
                             Indonesia  melaksanakan  diplomasi  konvensional  yang
                             tidak dilandasi oleh peaceful means dan peaceful minds,
                             memanfaatkan forum non govermental seperti Persatuan
                             Wartawan Asia Afrika (PWAA).
                                   Konferensi  Internasional  Anti  Pangkalan  Asing
                             (KIAPMA) yang di dalam negeri didominasi oleh golongan
                             komunis.Manipol, Djarek dan Membangun Dunia Kembali,
                             memang merupakan embrio dari doktrin politik baru, yang
                             tidak lagi membagi dunia atas Blok Barat dan Blok Timur
                             dan  Blok  Asia  Afrika,  melainkan  menjadi  dua  blok  yaitu
                             New Emerging Forces (Nefos) dan Old Established Forces
                             (Oldefos).
                                   Dengan  doktrin  politik  baru  yang  bersumber  pada
                             konsep  dan  hukum-hukum  revolusi,  Indonesia  harus
                             melakukan konfrontasi terus menerus dengan menggalang
                             kekuatan Nefos untuk melawan Oldefos. 84

                                   Perang dingin yang terjadi di kawasan Asia Tenggara
                             menjadi  faktor  penyebab  lahirnya  gagasan  pembentukan
                             negara baru, merdeka dan berdaulat di.Pada 29 Mei 1961,
                             Tengku Abdurrahman Putra, Perdana Menteri Persekutuan
                             Tanah  Melayu  di  Singapura  melontarkan  gagasan
                             pembentukan  negara  baru  dihadapan  Foreign  Journalist
                             Associations.  Negara  baru  tersebut  meliputi  Malaya,
                             Singapura,  Serawak,  dan  Sabah  dengan  nama  Malaysia.
                             Sementara itu selesai melakukan persiapan, Tengku pada
                             bulan  Oktober  1962,  berkonsultan  dengan  Perdana
                             Menteri Inggris Harold Mc Millan.

                                   Pemerintah  Indonesia  bereaksi,  mencurigai  bahwa
                             pembentukan negara Malaysia adalah ciptaan Inggris yang
                             dianggap  mengancam  kelangsungan  revolusi  Indonesia.
                             Ada  satu  pangkalan  militer  yang  ditujukan  antara  lain  ke
                             Indonesia.





                326
   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343