Page 15 - E-LKM Berbasis Case Method
P. 15
B. Ciri-ciri test yang baik
Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukuran apabila memenuhi persyaratan
berikut ini.
1. Validitas atau kesahihan, merupakan dua istilah yang memiliki makna yang sama.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Jika data yang dihasilkan oleh suatu istrumen benar dan valid, sesuai kenyataan
maka instrument yang digunakan dapat dikatakan memiliki validitas atau valid.
2. Reliabilitas, reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan reliabel apabila
hasil-hasil tes menunjukkan ketepatan. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya apabila
diteskan berkali-kali hasilnya tetap sama.
3. Objektivitas, sebuah tes dikatakan objektif apabila dalam melaksanakan tes tidak
ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem
skoringnya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas tes yaitu:
a. Bentuk tes, apakah soal yang diberikan berbentuk essay atau berbentuk pilihan
ganda. Jika berbetuk essay maka perlu lembar jawaban atau rubrik sebagai
pedoman skoring untuk menilai hasil dari tes tersebut.
b. Penilai, faktr-faktor yang mempengaruhi subjektif penilaian, misalnya persepsi
penilai terhadap siswa, tulisan, Bahasa, waktu mengadakan penilaian, kelelahan
penilai, dan sebagainya.
4. Praktikalitas , sebuah tes dikatakan praktis atau memiliki praktikalitas yang tinggi
apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya.
Menurut Arikunto (2019) tes yang praktis adalah tes yang:
a. Mudah dalam pelaksanaannya
b. Dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga mudah dalam pemeriksaannya
c. Adanya petunjuk yang jelas sehingga mudah dalam pengerjaannya.
5. Ekonomis, artinya pada pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang besar,
tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
12