Page 90 - Merayakan Guru Bangsa
P. 90

Dengan adanya Undang-undang PKDRT
        tersebut, perempuan mendapatkan perlindungan
        hukum dan bisa mengadukan pelbagai kasus yang
        dialaminya ke lembaga-lembaga layanan yang
        disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
        Sebagian besar perempuan pun mempunyai
        keberanian untuk mengadukan kasusnya tersebut
        karena  telah  mengenali  jenis-jenis  kekerasan
        yang  dialaminya  dan  ada  perlindungan  hukum
        yang menjamin rasa keadilannya. Meskipun
        dalam praktiknya, tak semua petugas layanan dari
        pemerintahan seperti aparat kepolisian mempunyai
        sensitifitas   gender,   sehingga   kasus-kasus
        kekerasan dalam rumah tangga kurang ditanggapi
        secara serius.

               Kerja-kerja gerakan perempuan Muslim
        yang telah dilakukan di masa Orde Baru berlanjut di
        masa Reformasi. Adalah Rahima, sebuah lembaga
        yang lahir dari rahim Perhimpunan Pengembangan
        Pesantren dan Masyarakat (P3M) yang berdiri tahun
        2000.    Ia  memisahkan  diri  dengan P3M karena
        mentor gerakan pendidikannya melakukan praktik
        poligami, sesuatu yang sangat bertentangan dengan
        prinsip nilai yang selama ini dikembangkan oleh P3M.
               Rahima melanjutkan kerja-kerja gerakan
        pendidikan yang dilakukan sebelumnya oleh P3M.
        Ia melakukan pendidikan dan pelatihan dengan
        skema hak-hak perempuan dalam Islam. Peserta
        pelatihannya terdiri dari pelbagai kelompok, seperti
        pemimpin  pesantren,  pemimpin  majlis  ta’lim,
        guru-guru agama tingkatan sekolah menengah
        atas, organisasi-organisasi mahasiswa/i yang kelak


        90
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95