Page 9 - ANAK KOS DODOL
P. 9

Disti  dan  julia  keluar  dari  ruang  dokter.  Kami  berlari  mengerubungi  mereka.  ''kata  dokter.
               Merela lihat kondisinya malam ini. Jika pinggul dan kakinya tetap mati rasa, mungkin ia harus
               diperasi atau lumpuh selamanya...'' ujar disti mengangis tersedu-sedu.




               Degg. Kakiku lemas. Kami langsung berpelukan. Tangisan penuh sesal memenuhi ruang tunggu.
               Apa yang telah kami lakukan pada kayla? Bagaimana masa depannya? Kayla, maafkan kami!
               Kami tak bermaksud jahat! Kay, bangun dong cantik!



               Semalaman  kami  menunggui  kayla  di  depan  kamarnya.  Orangtuanya  belum  datang  juga.
               Djokdja-rangkasbitung bukan jarak yang dekat untuk ditempuh. Kami merasa sangat bersalah
               pada cewek itu dan keluarganya. Beberapa anak mengeluarkan al quran dan buku doa dan duduk
               melingkar.



               Ya  allah,  apa  yang  telah  kami  lakukan?  Jangan  biarkan  ia  lumpuh  ya  allah!  Kami  tak  bisa
               menanggung dosa itu! Begitu doa kami beribu kali membayangkan wajah manis kayla. Semua
               mata nampak sembab dan kelelahan.




               Esoknya, kayla siuman. Kami mengelilingi tempat tidurnya. Pak dokter setengah baya nampak
               serius  memeriksa  kondisi  gadis  itu.  Ia  mencubiti  pinggul  dan  paha  kay  berkali-kali  dan
               menanyakan respons gadis itu. Kay menggeleng, tanda ia tak merasakan apa-apa. Pak dokter tak
               menyerah. Ia cubit lagi lebih keras. Kay menggeleng. Begitu berulang kali. Ia tetap mati rasa.
               Lututku lemas. Semua wajah memucat. Ya allah... Tolonglah kayla, bisik anak-anak. Terdengar
               doa dan zikir memenuhi ruangan.



               Tapi pak dokter tak menyerah. Tiba-tiba, kayla menggangguk dan tersenyum. Ya ia merasakan
               cubitan itu! Kami berpelukan dengan mata membajir. Alhamdulillah! Ia tak perlu operasi, kayla
               tak lumpuh! Benar-benar tak terungkap syukur kami. Perasaan lega melingkupi. Kami memeluk
               kayla beramai-ramai dan membisikan maaf di telinganya. Gadis itu tersenyum dan mengganguk.
               Orang  tua  kay  tiba-tiba  muncul.  Kami  memeluk  bapak  dan  ibu  kayla  dan  minta  maaf  atas
               kekonyolan kami.




               Gadis itu dirawat di rumah sakit selamat 3 hari. Setelah itu, orangtuanya membawanya pulang
               untuk proses penyembuhan. Ia terpaksa tak bisa ikut ujian akhir. Selama ujian, kamo tak dapat
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14