Page 5 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 5

PROLEGOMENA


               TAK syak lagi bahwa setelah buku pertama terbit (Isyarat dan
               Perhatian: Logika) dari tetralogi Isyarat yang ditulis Ibn Sina,
               memantik sejumlah diskusi terbuka. Terutama dalam hal rigid-
               itas hasil terjemahan dan kepresisian judul sendiri: Isyarat dan
               Perhatian. Jelas bahwa penerjemah bisa memilih sejumlah judul
               yang lebih elok, misalnya Tanda dan Peringatan, atau bahkan
               Isyarat dan Peringatan, dan Tanda dan Perhatian.
                       Sementara itu sehubungan dengan isi, beberapa kolega
               mempermasalahkan ketepatan kata ganti dan kelugasan hasil
               terjemah yang—sebagian besar di antara mereka—mengingink-
               an sebuah penerjemahan yang lebih luwes lagi: jika tidak dika-
               takan intuitif. Ini merupakan pekerjaan yang—jujur—menghan-
               tui saya di sepanjang teks. Kemudian diskusi mengenai logika
               yang cenderung dihindari dari kelas filsafat mulai naik ke per-
               mukaan: sekurang-kurangnya di lingkungan saya sendiri.
                                           ***
               Sebagaimana diisyaratkan Ibn Sina, jika kita terpantik untuk
               merenung jauh ke dalam relung kebijaksanaan, akan ditemu-
               kan fakta bahwa logika tidak sekadar sebagai alat baku (qanuni-
               yyat) untuk menalar, melainkan dia sendiri adalah objek nalar
               sendiri. Tapi yang menarik kita pada perenungan adalah fakta
               bahwa logika itu ibarat pisau bermata dua. Ia bisa digunakan ke
               depan, dan pada saat yang sama dapat mengancam si pengguna.


                                         ISYARAT DAN PERHATIAN: FISIKA | 5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10