Page 8 - VETNESIA Agustus 2019
P. 8
FOKUS UTAMA
secara intensif, dengan harapan mengatasi permasalahan tersebut penyakit zoonosis. Dengan
anakanak dapat terhindar dari misalnya meningkatkan dan bebasnya penyakit zoonosis di
penyakit yang bersifat zoonosis. mengintensifkan pelaksanaan KIE wilayahnya masyarakat aman,
Selain itu, anakanak tersebut di masyarakat petani peternak, di tidak resah, tidak ada rasa
dalam 10 tahun ke depan telah sekolahsekolah mulai dari TK, ketakutan, sehingga nyaman bagi
menjadi dewasa dan berkeluarga SD, SMP, dan SMA. Selain itu pedagang untuk berdagang
serta membentuk masyarakat menambah tenaga pengajar dan maupun investasi, dan
yang peduli dan mengerti tata cara mendorong pemerintah untuk meningkatnya arus pengunjung
pencegahan penyakit hewan mendukung program KIE tersebut wisatawan baik lokal maupun
menular strategis secara baik dan melalui kampanye program internasional, sehingga dapat
benar. Disarankan juga kepada pengendalian dan pencegahan meningkatkan income atau
pendidik atau guruguru di sekolah penyakit hewan zoonosis dan pendapatan daerah.
agar dalam mengajar terdapat diperkuat melalui penerbitan perda
pembahasan yang berkaitan tentang pemeliharaan hewan
dengan penyakit zoonosis dan ternak sesuai ketentuan di bidang Penulis adalah Medik Veteriner
cara pencegahan dan peternakan dan kesehatan hewan Ahli Madya di P3H Direktorat
pengobatan. Bahkan pada setiap agar wilayahnya bebas dari Kesehatan Hewan
ujian terdapat soalsoal yang
berkaitan penyakit zoonosis dan
bagaimana cara pencegahannya, Waspada Penyakit Zoonosis:
sehingga anak didik terbiasa Rabies, Anthraks, Brucellosis
akhirnya bisa mengerti penyakit
yang berbahaya bersifat zoonosis
dan metode pencegahannya. Gambar 1. Ternak dan Hewan Pembawa Rabies (HPR)
Keberhasilan KIE dalam
PHMS di Indonesia telah
ditunjukkan dengan tidak adanya
penularan atau kasus yang terjadi
di sebagian wilayah di Indonesia
seperti di kotakota besar. Hal ini
juga bisa berkorelasi dengan
tingkat pendidikan sehingga cara Gambar 2. Bacillus anthracis (A), Virus Rabies (B) sel neuron otak yang terinfeksi dan
penanganan atau pemeliharaan Brucella sp. (C) pada pewarnaan melalui pembesaran mikroskop
hewan sesuai ketentuan yang
berlaku misalnya pada rabies
pemiliknya melakukan vaksinasi
setahun sekali. Demikian juga
terhadap pemeliharaan sapi,
kambing, dan ternak lainnya telah
melakukan pemeliharaan dengan A. Bacillus anthracis B. Virus Rabies C. Brucella sp.
memperhatikan pola pemberian
pakan, kebersihan, biosecurity,
dan pemberian vaksin minimal Gambar 3. Ternak mati karena antraks, tapak pembekakan tubuh dan regangan kaki
termasuk menciri (A), luka kulit akibat infeksi spora antraks (B dan C), anjing
setahun sekali. gila tibatiba menggigit pemiliknya (F) dan keguguran pada ternak sapi akibat
Permasalahan dan kendala Brucella abortus (E, F, G, H)
yang dihadapi dalam melakukan
KIE di lapangan terutama di
masyarakat petani peternak
berkaitan dengan rendahnya
pendidikan, kurang intensifnya
pelaksanaan KIE, ekonomi petani
peternak, kurangnya tenaga A B C D
penyuluh di lapangan, dukungan
dari pemerintah setempat, pola
pemeliharaan HPR dan ternak
yang tidak tertib. Permasalahan
permasalahan tersebut dapat
memperlambat tingkat
keberhasilan KIE di lapangan. E F G H
Untuk itu perlu strategi dalam
8 | Agustus 2019