Page 5 - VETNESIA EDISI 29
P. 5
FOKUS UTAMA
TEKNIK EDIT GEN CRISPR
YANG REVOLUSIONER:
MUNGKINKAH
DISALAHGUNAKAN UNTUK
PENGEMBANGAN SENJATA
BIOLOGIS?
Oleh : Prof. Dr. drh. Sjamsul Bahri, M.S.
Penulis adalah Pensiunan Profesor Riset di BBLitvet dan Puslitbangnak
Kementan
Pandemi Covid19 yang telah memasuki bulan ke15 sejak diumumkan resmi keberadaannya
pada tgl 31 Desember 2019 di Wuhan China, secara global sampai dengan tgl 25 Maret 2021
telah menginfeksi 125.491.735 orang dengan jumlah kematian 2.755.210 jiwa (2,2%). Kasus di
Indonesia 1.482.559 orang dengan jumlah kematian 40.081 jiwa (2,7 %). Virus SARS CoV2
penyebab wabah ini tergolong yang mudah menginfeksi dan menyebar antar manusia sehingga
dalam waktu relatif cepat (dalam waktu 23 bulan) telah tersebar hampir di semua negara. Virus
ini dapat dipastikan berasal dari kelelawar yang langsung melompat/ menular ke manusia
karena tidak ditemukan hewan perantaranya.
"
Sebelumnya terdapat wabah kemungkinan virus SARSCoV2 Laboratorium Virologi Wuhan
SARS CoV (SARSCoV1) pada ini merupakan virus rekayasa untuk menyelidiki tentang asal
2002/2003 yang awal kejadiannya yang dikembangkan di usul virus SARCoV2 tersebut,
di Propinsi Guangdong pada bulan laboratorium dan kemudian bocor namun tidak menemukan adanya
November tahun 2002 (Peng, et al. atau lolos keluar laboratorium indikasi bahwa virus tersebut
2003; Zhong, et al., 2003) yang sehingga menular kemanusia. Isu berasal dari laboratorium tersebut.
setelah ditelusuri disebabkan oleh isu demikian terus berkembang Secara teoritis saat ini dengan
virus SARSCoV1 yang berasal dengan melihat begitu mudahnya IPTEK gen editing metode
dari kelelawar dengan perantaraan virus ini menular antar manusia CRISPR memang dapat
induk semang antaranya musang sehingga munculah dugaan liar merekayasa suatu organisme
(Civet cat) dan akhirnya pada bahwa virus ini bagian dari seperti virus maupun bakteri atau
pertengahan tahun 2003 Wabah pengembangan senjata biologis. DNA lainnya, sehingga organisme
SARS dapat dihentikan. Apalagi di Wuhan terdapat tersebut berubah secara genetik
Kemudian virus sejenis (MERS laboratorium Virologi canggih dari organisme (virus, bakteri)
CoV) lainnya muncul mewabah di setingkat BSL3+ atau BSL 4 yang asalnya. Dengan kata lain
Arab Saudi pada bulan Juni tahun banyak melakukan kegiatan riset organisme berupa patogen (virus/
2012 (Zaki, et al. 2012) yang juga di bidang virus dan biologi bakteria) dapat berubah menjadi
berasal dari kelelawar dan molekuler termasuk rekayasa lebih ganas/ lebih infeksius atau
diperantarai oleh induk semang genetik, sehingga menambah lebih tidak infeksius. Jadi
antaranya berupa Unta kecurigaan berbagai pihak bahwa persenjataan biologi saat ini dapat
Doromedeari berpunuk satu virus SARSCoV2 ini adalah hasil dikembangkan secara lebih
(Azhar, et al. 2014)) yang sampai kerja manusia atau hasil rekayasa mudah dibandingkan dengan cara
saat ini masih mewabah. genetik manusia di laboratorium. cara konvensional.
Berbeda dengan SARSCoV Adanya tuduhan dari pihak Isu senjata biologik ini hanya
dan MERSCoV yang diketahui Amerika Serikat, Australia, dan salah satu pertimbangan penulis
hewan induk semang antaranya berbagai negara lainnya telah untuk mengingatkan bahwa saat
sebelum ke manusia, SARSCoV2 dibantah oleh pihak China dan ini dengan kemajuan teknologi
yang bermula terjadi di Wuhan diperkuat juga oleh WHO maupun terutama teknik genom editing
belum diketahui hewan berbagai akhli lainnya bahwa dari menggunakan teknik CRISPR
perantaranya sehingga diduga struktur untaian DNA hasil skuen (Clustered Regularly Interspaced
virus ini dari kelelawar langsung bukan hasil rekayasa. Bahkan Short Palindromic Repeats)
melompat ke manusia. Ketidak pada bulan Februari 2021 lalu Tim dikhawatirkan disalahgunakan
lajiman ini menimbulkan berbagai ahli WHO telah datang ke Wuhan untuk mengedit gen berbagai
dugaan spekulasi bahwa termasuk mengunjungi mikroorganisme (bakteria dan
Mei 2021 5