Page 9 - VETNESIA EDISI 29
P. 9
FOKUS UTAMA
kemajuan teknik rekayasa genetik mengemukakan bahwa selain sehingga jika yang diedit tersebut
edit genom menggunakan teknologi pengeditan genom adalah bagian genom yang akan
CRISPR yang menjadi lebih akurat CRISPRCas9 membawa dijadikan lebih patogen, maka
dan lebih mudah, juga dapat kemajuan besar dibidang sains, tingkat keberhasilannya cukup
memberikan dampak negatif jika kesehatan, bioteknologi dan tinggi; 2). Hasil edit dari CRISPR
teknik ini digunakan oleh pihak kedokteran, terdapat potensi ini dapat dikirimkan melalui virus
pihak yang tidak bertanggung bahaya dari penerapan teknologi yang dijadikan semacam
jawab dengan mengedit genom ini lebih dari senjata nuklir. Werner vektornya ke host atau individu
mikroorganisme penyakit tertentu mengkhawatirkan potensi tertentu yang dijadikan target
sehingga menjadi lebih patogen teknologi CRISPR ini diaplikasikan sehingga dapat dirancang
dalam daya infeksinya, mudah untuk kepentingan militer dan juga terhadap kelompokkelompok atau
menular dan menyebar serta bioterorisme oleh pihak yang tidak etnis tertentu; 3) Pengeditan
tingkat kematian yang tinggi. Jadi bertanggung jawab. Menurutnya berpotensi dapat dikontrol atau
teknik CRISPR ini dapat senjata CRISPR ini memiliki diarahkan kepada hanya target
disalahgunakan untuk membuat keunggulan yang signifikan tertentu yang memenuhi prasyarat
senjata biologi berbiaya rendah, dibandingkan senjata nuklir (misal gen dari etnis tertentu).
berpotensi bencana dan dapat konvensional. Beliau juga Oleh karena itu hal ini sangat
menjadi pemusnah masal berpandangan bahwa teknologi berbahaya karena dapat
(Nicholas, 2020). Jika hal ini CRISPR mempunyai potensi yang digunakan dalam genosida etnis
terjadi akan sulit mengawasi dan besar untuk mengatasi/ tertentu?
mendeteksinya. Oleh karenanya menyembuhkan kanker, namun ia Menurut Kania dan Vorndick
senjata biologis semacam ini juga yakin bahwa jika teknologi (2019a) dalam artikelnya, mensitir
dapat menjadi bagian dari perang tersebut dapat digunakan untuk bagian dari buku “Science of
asimetris. Menurut Nicholas mematikan sel kanker, maka Military Strategy” edisi tahun 2017
(2020) bahwa teknik CRISPR teknologi tersebut juga dapat yang diterbitkan oleh Universitas
membuat senjata biologis lebih digunakan untuk menumbuhkan/ Pertahanan Nasional Tentara
dapat diakses banyak pihak. Pada mengembangkan kanker atau Pembebasan Rakyat China (PLA),
tahun 2016 pernah didiskusikan dengan kata lain dapat dirancang memulai bagian tentang Biologi
tentang potensi CRISPR untuk menjadi “bom kanker”. Jadi sebagai domain perjuangan militer,
digunakan dalam memanipulasi menciptakan kanker adalah salah juga menyebutkan potensi jenis
virus, bakteri, dan racun yang satu bahaya masa depan. baru perang biologis untuk
diproduksi oleh mikroorganisme Mengapa teknologi CRISPR memasukkan “serangan genetik
tertentu (Clapper, 2016 dalam berpotensi disalah gunakan, etnis tertentu”. Disebutkan juga
DiEuliis & Giordano, 2017). antara lain karena penerapannya bahwa China telah memimpin
Dikemukakan juga bahwa teknik relatif mudah, cukup sederhana dunia dalam uji coba teknologi
seperti CRISPR dapat dalam melakukan pengeditan penyuntingan gen CRISPR pada
meningkatkan kapasitas dalam genom dengan teknik CRISPR manusia. Lebih dariselusin uji
memanipulasi patogen (virus dan sehingga mudah diakses oleh klinis telah dilakukan termasuk
bakteria) untuk tujuan tertentu berbagai kalangan. Hal ini juga dalam penangan kanker, dan
termasuk senjata biologis, dimana yang dikemukakan oleh Nicholas beberapa diantaranya telah
manipulasi tersebut dapat dibuat Cropper (2020). memicu kontroversi global, seperti
menjadi lebih mudah dan lebih Menurut Eric Werner (2019) yang pernah dilakukan
cepat. yang membuat senjata biologik ilmuwannya He Jiankui dalam
Werner (2019) dalam berbasis CRISPR menjadi mengedit gen pada embrio
tulisannya berjudul “The Coming berbahaya adalah: 1) karena manusia untuk mengatasi
CRISPR Wars: Or why grnome teknik CRISPRCas9 dapat permasalahan infeksi HIV. Lebih
editing can be more dangerous mengedit dengan tepat terhadap lanjut Kania dan Vorndick (2019a)
than nuclear weapons” bagian tertentu dari target genom mengemukakan bahwa sebagian
besar uji coba CRISPR China
dilakukan di rumah sakit umum
PLA, dimana lembaga medis PLA
telah muncul sebagai pusat utama
penelitian dalam penyuntingan gen
dan kegiatan lainnya dalam
kedokteran militer dan
bioteknologi. Hal ini didukung oleh
keberadaan National Gene Bank
atau BGI (Beijing Genomics Inc)
yang menyimpan sumberdaya
genetik China, menjaga kemanan
nasional dalam bioinformatika,
Mei 2021 9