Page 17 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 17
7
berkisar antara 2.500 - 4.000 mm per tahun. Sedangkan pada
dataran rendah lainnya yang meliputi Kabupaten Batang Hari
dan Tanjung Jabung adalah 2.000 - 3.000 mm per tahun.
2. I .2 Tata Fisik
Dilihat dari segi topografi, maka daerah Jambi pada
umumnya dapat dikelompokkan kepada tiga bentuk wilayah,
yaitu daerah rawa-rawa, dataran rendah kering dan daerah
pegunungan. Daerah dataran rendah terbentang dari garis pantai
di sebelah timur sampai jauh ke pedalaman, menuju ke arah ba-
rat dan selatan propinsi Jambi.
Daerah rawa-rawa terdapat hampir di seluruh Kabupaten
Tanjung Jabung dan sebagian Kabupaten Batang Hari. Daerah
ini diliputi oleh nipah dan hutan bakau yang disela oleh hutan
karet. Keadaan alam daerah ini dahulunya sangat menguntung-
kan bagi kegiatan penyelundup-penyelundup dan bajak laut
dari luar negeri, terutama Singapura. Kini daerah ini sudah
mulai dikembangkan menjadi daerah persawahan pasang surut
yang menghasilkan padi dan perkebunan kelapa (kopra) yang
7
diusahakan oleh rakyat. )
Dataran rendah kering sebagian besar meliputi Kabupa-
ten Sarolangun Bangko, Kabupaten Bungo Tebo, dan seba-
gian Kabupaten Batang Hari. Daerah ini merupakan penghasil
berbagai macam jenis kayu, rotan dan merupakan monokultur
karet, yang merupakan hasil utama masyarakat dan juga meru-
pakan sumber devisa daerah Jambi. Di beberapa tempat di da-
taran rendah kering ini terdapat puncak-puncak dengan keting-
gian berkisar 50 s.d. 100 meter dari permukaan laut. Di sini
banyak pula ditemui perkebunan karet rakyat atau yang lebih
dikenal disebut hutan karet dan pertambangan minyak bu-
mi. Di daerah dataran rendah ini pula mengalir sungai-sungai
yang dapat dilayari kapal-kapal sampai jauh ke pedalaman.
Sungai Ba tang Hari merupakan induk sungai-sungai yang menga-
lir di daerah Jambi, dan merupakan sungai terpanjang di Pulau