Page 99 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 99

....... _ .....  -·-·····----------------------------



                                                                   6
               landa itu dibunuh oleh rakyat Kutai  di Muara Kaman. Peme-
               rintah  Hindia  Belanda  belum  melanjutkan  usahanya  untuk
               melanjutkan  ekspedisinya  ke  kerajaan  Berau, · disebabkan dua
               peristiwa yang harus dihadapinya, yaitu:
               Pertama  tentara  Belanda  masih  menghadapi  perlawanan  Pa-
               rtgeran  Diponegoro  dan  perang Imam  Bonjol di  Sumatera Ba-
               rat serta perlawanan rakyat Sulawesi Selatan.
               Kedua  kerajaan  Berau  terutama  raja  Alam  mempunyai perse-
               kutuan dengan  pejuang-pejuang Bugis yang dipimpin oleh mer-
               tuanya  Pangeran  Petta  anak  Petta  Torawe  atau  cucu  dari  La
               Madukelleng  raja  Wajo,  dan  Paneki  yang  terkenal  anti  VOC
               dan  berjuang  bahu  membahu  dengan  kerajaan  Gowa  untuk
               mengusir  penjajah  Belanda.  Demikian  :pula  raja  Alam  berse-
               kutu  dengan  orang-orang  Sulu  yang  dipimpin  oleh  Syarif
               Dakula,  menantunya,  keturunan  dari  Syarif Bungsu  Raja  ke-
               pulauan  Sulu  dan  Mindanao,  Pilipina  Selatan  yang  sejak  ke-
               XVI  anti  kepada penjajah  kulit  putih (Spanyol dan  Belanda).
               Mereka  semuanya  tidak  rela  di  bawah  perintah  orang  kasif.
               Sebelum  Belanda  mengirimkan  ekspedisi  menduduki  Berau,
               lebih  dahulu pemerintah kolonial Belanda menjalankan politik
               adu  dombanya,  untuk memecah  belah  persekutuan  kerajaan
               Berau  yang  terdiri  dari  kerajaan  Gunung  Tabur,  Sambaliung
               (Tanjung) dan Bulungan.
                    Mula-mula  diusahakannya  memisahkan  kerajaan  Bu-
              . iungan  dari  persekutuan  kerajaan  Berau.  Pada  tahun  1800,
               Bulungan  dan  Tanah  Tidung  telah  memisahkan  diri  dengan
               mendirikart  kesultanan  sendiri.  Kemudian  Belanda  mende-
                                             7
               kati sultan Gunung Tabur Aji  Kuning  II  (1833  - 1850) putra
               dari sultan Badaruddin.  Pemerintah tahu bahwa  kedua keraja-
               an itu tidak terdapat kesatuan pendapat.
                    Raja  Alam dengan sekutu-sekutunya mengerti akan  siasat
               licik  Belanda  sebab  itulah  ia  mengadakan  persiapan  dengan

                6.   Dr. J. Eisenberger; op. cit, hai. :i1, 22
                7.   Ibid, halaman 17

                90
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104