Page 26 - Buku Kanwil II
P. 26

banyak  pihak  termasuk  protokoler  Pemda  maupun     menjadi  ‘jutau’.  Jika  kata  tersebut  dikomunikasikan
        panitia  acara  instansi  vertikal  seperti  acara  Hari  Bakti   secara  lisan  mungkin  tidak  mengundang  sesuatu  hal
        Kementerian  Agama  dan  Hari  Anti  Narkoba  yang     yang  menggelikan  karena  dimaklumi  sebagai  bunga
        diselenggarakan   oleh   Badan   Narkotika   Nasional   budaya.  Namun  penulis  menemukan  pengalaman
        Bengkulu  Selatan  tidak  lagi  mengalami  kesalahan   menarik  saat  salah  satu  surat  pengajuan  permohonan
        protokoler.                                            Tambahan Uang Persediaan (TUP) dari salah satu satker
                                                               yang  menyebutkan  nominal  Rp  40.000.000,00,  dalam
        2.  Mbak Jawa dan Ayuk Manna                           keterangan  terbilang  ditulis  sebagai  ‚empat  puluh
            Sisi  bahasa  tidak  kalah  menarik  untuk  dikupas   jutau‛.
        dalam konteks budaya. Jika di Jawa atau bahkan di Ibu
        Kota  Jakarta,  panggilan  ‘Mbak’  hanya  ditujukan  pada   4.  Kerendahan dan Ketulusan Hati
        wanita  muda  atau  yang  lebih  muda,  atau  yang  dikenal   Kerendahan dan ketulusan hati  menjadi  salah satu
        dengan  akrab  dan  seumuran.  Hampir  tidak  pernah   ciri positif masyarakat Bengkulu Selatan, dibalik intonasi
        sapaan  tersebut  digunakan  dalam  kesempatan  resmi   bicaranya   yang   cenderung   tinggi   sebagaimana
        atau acara formal sekalipun terhadap yang dikenal baik.   umumnya  penduduk  Sumatera.  Salah  satunya  dijumpai
        Namun  demikian,  sekalipun  makna  sapaan  ‘Mbak’  di   saat  membeli  salah  satu  penganan  yang  saat  dibayar
        Bengkulu  Selatan  sama  dengan  panggilan  ‘Yuk’  atau   ada kembalian yang diberikan namun kurang uang kecil.
        lengkapnya  ‘Ayuk’,  sapaan  ‘Mbak’  banyak  digunakan   Penulis  sebagai  pembeli  memilih  memberikan  uang
        termasuk  untuk  pendatang.  Yang  menarik,  tidak  hanya   sedikit  lebih,  namun  si  penjual  memaksa  untuk
        sapaan  itu  ditujukan  bagi  yang  seumuran  ataupum   kekurangan  yang  lebih  sedikit  menjadi  bebannya,
        sudah  akrab  dan  dalam  forum  informal  namun  juga   sambal berkata ‘biarlah.. biarlah’… dan tulus diucapkan.
        untuk  menggantikan  sapaan  ‘Bu’  atau  ‘Ibu’  bahkan     Hal  yang  sama  saat  penulis  berkesempatan
        dalam acara resmi atau forum formal.                   berkunjung ke seluruh PPNPN KPPN Manna. Salah satu
                                                               dari  mereka  telah  menyiapkan  mangga  hasil  panen  di
        3.  “Au” ah Gelap?                                     halaman   rumahnya,    dan   menjadi    hal   yang
            Terdapat  satu  kata  dalam  pergaulan  sehari-hari  di   membanggakan  bagi  mereka.  Demikian  juga  masakan
        Bengkulu Selatan yang dari bunyi tidak  mudah ditebak   yang  dibuat  sendiri  dan  merupakan  masakan  khas
        artinya  oleh  orang  yang  bukan  penduduk  setempat.   seperti  sambal  tempoyak  menjadi  salah  satu  bentuk
        Salah  satunya  adalah  kata  ‘au’.  Kata  ini  dari  bunyinya   perhatian  mereka  yang  penduduk  setempat  kepada
        seolah-olah kependekan dari kata ‘tau’ atau ‘tahu’. Atau   kami yang pendatang.
        bahkan  dalam  bahasa  ‘gaul’  kata  ‘tahu’  sering
        diplesetkan sebagai ‘au’, misalkan dalam kalimat ‚Au ah,   Pada  akhirnya  jika  tidak  disikapi  dengan  bijak,
        gelap‛  (nggak  tahu  ah,  gelap).  Namun  di  Bengkulu   perbedaan adat istiadat, budaya dan bermacam identitas
        Selatan,  ‘au’  justru  bermakna  ‘iya’.  Hal  ini  sempat   kedaerahan dapat memicu terjadinya konflik antara ASN
        menimbulkan  kesalahpahaman  kecil  saat  salah  satu   DJPb  yang  mayoritas  pendatang  dengan  masyarakat
        pegawai  pendatang  di  KPPN  Manna  berkomunikasi     sekitar,  oleh  karena  itu  DJPb  Bengkulu  memastikan
        melalui  pesan  singkat,  saat  pesan  yang  panjang  hanya   setiap  ASN-nya  berperan  aktif  melestarikan  budaya
        dibalas  dengan  satu  pesan  singkat  ‘au’,  yang     Bengkulu maupun belajar dari dan bersosialisasi dengan
        sesungguhnya justru bermaksud mengiyakan. Untunglah    masyarakat  sekitar,  serta  menghormati  hal-hal  detail
        hal  tersebut  tidak  berdampak  selisih  paham,  yang   yang ada di daerah tersebut sehingga pelaksanaan tugas
        berlanjut pada hal yang lebih buruk.                   dan   fungsi   Direktorat   Jenderal   Perbendaharaan
            Salah  satu  pengalaman  keunikan  bahasa  lainnya   Bengkulu  dapat  diselenggarakan  secara  profesional,
        adalah   kecenderungan    Bahasa    Manna    untuk     andal  dan  dapat  memberikan  manfaat  yang  sebesar-
        menambahkan  kata  yang  berakhiran  huruf  ‘a’  dengan   besarnya bagi masyarakat Bengkulu.
        huruf  ‘u’.  Sebagai  contoh,  ‘kata’  menjadi  ‘katau’,  ‘juta’




               bekatak kurak kariak
             nyemuni di ghupun seghai
            katau kakak ai mela baliak
              katau ading kelau kudai

               bekatak kurak kariak
             melumpat ke dalam payau
          ulam pepat kakak ngajak baliak
              tapi ading lum nyerilau

            kurak kariak, kurak kariak
              luluak itu muni bekatak
             mela baliak, mela baliak
             tapi ading lum kila galak

               bekatak kurak kariak
             nyemuni di ghupun seghai
           katau ading lum ndak baliak
            ndak nunggu cecirut kudai

                                                                                                              25
   21   22   23   24   25   26   27   28