Page 54 - Normal Pendidikan Fondasi-Nilai dan Prinsip CU-2020-ok
P. 54
Karena pendapatan utama CU dari bunga pinjaman anggota, maka pendapatan
itu pada akhirnya dikembalikan kepada anggota dalam bentuk deviden setelah
dipotong dengan biaya yang dikeluarkan lembaga.
C. CU tidak menerima dana dari pihak lain.
Walaupun sesering mungkin ditawarkan. Karena prinsipnya mandiri!
Tanpa semangat swdaya dari anggota CU tidak akan bertahan.
Supaya Swadaya, CU harus berhasil memberdayakan masyarakat golongan
menengah ke bawah untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Ada tiga kerangka berpikir (model) dalam memandang kemiskinan, yaitu:
- Kemiskinan karena kesalahan orang miskin itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
bentuk apapun tidak akan mampu mengentaskan orang miskin dari situasi
kemiskinan (model konservatif).
- Kemiskinan disebabkan oleh kurang/tidak adanya kesempatan bagi kaum
miskinmiskin untu berusaha memperbaiki taraf hidupnya, maka orang
miskin harus diberikan bantuan untuk berusaha dan keluar dari situasi
kemiskinannya (model liberal).
- Kemiskinan disebabkan oleh struktur sosial yang tidak adil, maka untuk
mengentaskan kemiskinan harus mengubah struktur sosial menjadi lebih adil
dan berpihak kepada orang miskin (model radikal).
Melalui model radikal, CU harus mengembangkannya, karena model ini untuk
mengatasi kemiskinan, dengan orang miskin itu sendiri.
CU harus memfasilitasi orang miskin untuk mempu keluar dari situasi
kemiskinannya dengan menabung dan meminjam sesuai kemampuan.
Pilar Swadaya saling bertautan erat dengan kedua pilar yang lain: pendidikan dan
solidaritas. Pilar swadaya menjadi CU kuat dan berkelanjutan (sustainable).
Swadaya dalam konteks CU ini berarti menjadi CU tidak bergantung dari
bantuan pihak lain.
Falsafat swadaya: “dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota.” Falsafah ini
mengandung makna, dana CU dikumpulkan dari anggota, dikelola oleh anggota
melalui Pengurus, diawasi oleh Pengawas, operasional oleh Manajemen, dan
SHU dikembalikan kepada anggota, dalam bentuk deviden (BJS) dan BJP.
Pengalaman pilar Swadaya dari F. W. Raiffeisen sangat luar biasa kita teladani,
dengan memakai analisa sosial:
- Kemiskinan hanya dapat ditolong oleh orang miskin sendiri. Orang miskin
kumpul dana (tabung) lalu dipinjamkan oleh orang miskin itu sendiri dengan
tujuan produktif. Jaminanya watak baik orang miskin itu sendiri.
- Kemiskinan dari dapat ditolong oleh orang lain/donatur. Karena akan
merendahkan martabatnya sendiri. Donatur kucurkan dana hari ini, besok
sudah habis. Orang miskin, tetap miskin.
- Orang miskin menerima uang dari donatur, tak terkontrolkan, tak sedkit
orang yang menerima bantuan lalu memboroskan uangnya biar dapat segera
minta bantuan lagi. Para donatur jadi kapok dan tak berminat.
- Bantuan uang donatur membuat orang miskin berpikir keliru tentang dirinya
sendiri.
Dari pengalaman F. W. Raiffeisen, CU menggunakan “Analisa Sosial”(Ansos)
menerapkan pilar Swadaya sebagai salah satu pilar CU dunia. Supaya anggota
tidak mengharapkan bantuan dari pihak manapun juga. CU tidak mau
dininabobokan dengan pihak lain melalui bantuannya.
54 | P a g e - D i k l a t P e n d a l a m a n N i l a i - N i l a i C U