Page 6 - Panji Semirang
P. 6

di istana merupakan hidup di bara api. Apalagi sudah ternyata, bahwa

        ayahnya telah membencinya. Pada suatu malam ia melarikan diri dengan ibu

        tirinya, selir raja yang pertama, Mahadewi, bersama-sama dengan dua orang

        pengiringnya Ken Bayan Ken Sengit. Di daerah antara perjalanan Daha dan

        Kuripan ia mendirikan sebuah keraton, sedang namanya diubah dengan Panji

        Semirang Asmarantaka. Begitu juga dengan dua pengiringnya menyamar

        pula sebagai orang laki-laki dan namanya pun berubah. Ken Bayan dengan

        Kuda Perwira sedang Ken Sengit dengan Kuda Peranca. Kerajaan baru itu

        makin besar, karena keberanian kedua orang pengiring Panji Semirang yang

        merampas harta benda orang yang lalu di situ. Utusan Raja Kuripan ke Daha

        dapat pula dikalahkan, sehingga Raden Inu sendirilah yang datang untuk

          menuntut balas. Tetapi apa yang terjadi? Setelah Raden Inu melihat wajah

             Panji Semirang, ia terpesona dan tak kuasa pula untuk menuntut balas.

              Malahan terjadi suatu persahabatan. Dengan demikian, Raden Inu

                dapat meneruskan perjalanannya ke Daha untuk melangsungkan

                perkawinannya dengan Galuh Cendra Kirana. Bukan kesenangan

                  dan kegembiraan, tetapi penyesalan dan kekecewaan yang

                     didapatinya di Daha, karena Galuh Cendra Kirana sudah

                         tak  ada  di sana.  Walaupun  demikian  perkawinan  itu

                             dilangsungkan juga dengan Galuh Ajeng, karena

                                 permintaan yang keras dari ibunya, Paduka

                                               Liku, kepada Ratu Daha.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10