Page 126 - FullBook Pengantar Riset Keperawatan
P. 126
112 Pengantar Riset Keperawatan
memandu jumlah pencatatan, sampel yang representatif akan memungkinkan
lebih banyak generalisasi.
Kritik internal dilakukan bukan sebatas validasi keaslian dokumen sebagai
aspek keandalan informasi yang terkandung. Glass (1989) menjelaskan bahwa
hal tersebut sebagai upaya untuk memahami apa yang penulis maksudkan dan
mengevaluasi keakuratan dari pernyataan yang ditulis. Untuk memahami
makna, peneliti harus menyadari motif dan bias penulis, dan alasan mengapa
dokumen itu ditulis dan disimpan.
Penggunaan kamus sangat membantu dalam mencari arti kata yang dicatat
dalam arsip. Misalnya, definisi istilah "aborsi" di Stedman's The Nurse's
Medical Lexicon tahun 1931 termasuk:
“Melahirkan embrio atau janin yang tidak dapat hidup ...Sebuah perbedaan
dibuat antara aborsi dan keguguran, yang pertama menandakan pengosongan
rahim sebelum bulan keempat kehamilan, yang terakhir selama keempat,
kelima, atau keenam bulan...”
Dalam catatan di atas terlihat bahwa seorang wanita melakukan aborsi pada
tahun 1930-an tidak memiliki makna dan alasan yang sama seperti saat ini di
Indonesia. Keakuratan catatan penulis juga harus dipastikan. Apakah peristiwa
yang direkam 10 menit atau 10 tahun setelah peristiwa berlangsung? apakah
penulis dalam keadaan sehat pada saat kejadian? Seberapa dekat sebenarnya
keterlibatan penulis dalam peristiwa itu? Seberapa jauh pemahaman penulis
tentang peristiwa tersebut? Apakah penulis saat peristiwa itu terjadi hanya
sebagai seorang pengamat atau terlibat secara aktif? Apakah penulis secara
teknis kompeten untuk menggambarkan peristiwa? (Platt, 1981).
Ada beberapa pedoman untuk membantu dalam melakukan kritik dan validasi.
Yang terpenting adalah mencari bukti yang menguatkan dan mencari beberapa
sumber serta pandangan memersepsikan kejadian historis yang diteliti. Lee
(1988) menyarankan untuk berkolaborasi dengan para ahli dalam berbagai
disiplin ilmu, terutama ketika memeriksa konteks peristiwa yang diteliti. Platt
(1981) menyarankan untuk membayangkan peristiwa tersebut, jika ada sumber
informasi yang bertentangan, dan kemudian membuat penilaian terhadap
peristiwa berdasarkan informasi mana yang memiliki "kecocokan" yang
terbaik.
Menemukan makna dan melakukan sintesis terhadap data historis mungkin
merupakan proses yang paling sulit dalam melakukan riset historis. Sama
seperti perawat, Maggs (1996) menggambarkan bahwa para sejarawan selain