Page 33 - PANJUL DAN SAMIN
P. 33
terselip di pundaknya, sementara tangannya memegang
obor. Samin dan temannya membawa wadah dari botol
plastik dan tempat bungkus rokok untuk wadah jangkrik.
Panjul berjalan di depan dan teman-temannya mengikuti
dari belakang.
Mereka sangat antusias, tidak mempunyai rasa
takut walau ke sawah pada malam hari. Suara jangkrik
mulai terdengar, saling bersautan. Krik, Krik, Kriiikk.
Suara jangkrik menuntun langkah kaki Panjul dan Samin
untuk segera bersiap.
Dengan langkah pelan-pelan, sambil merunduk, ia
mendekati suara jangkrik sambil menemukan lubangnya.
Dengan gesit tangan Panjul merogoh lubang, sementara
Samin dan temannya menyinarkan obor ke bagian
lubang jangkrik. Alhasil, jangkrik dapat di tangkap dan
dimasukkan ke wadah plastik yang telah disiapkan
Samin.
“Aku sudah dapat jangkrik!” Begitu teriak Panjul
dengan gembira. Kemudian Samin memasukkan jangkrik
tangkapan Panjul ke tempat bekas bungkus rokok.
“Njul...jangkrik jantan, jliteng,” kata Samin.
“Iya, Min. Jangkrik kesukaanku ini!” jawab Panjul
sambil bergegas menuju tempat lain. “Ayo ke sebelah
sana!” Kedengaran suara jangkrik di telinga Panjul.
“Siap, Njul!!” sahut Samin bersamaan dengan yang
lain. Kemudian bocah-bocah itu menyusuri pematang
sawah untuk mendekati suara jangkrik.
22