Page 34 - MODUL SUHU DAN KALOR
P. 34

b) Pemuaian zat cair dan gas
                        Zat cair atau gas selalu mengikuti bentuk wadah. Zat cair atau gas dimasukkan ke dalam botol,
                 maka  bentuknya  menyerupai  botol.  Karena  mempunyai  sifat tersebut,  maka  zat  cair dan  zat  gas  hanya
                 mengalami muai volume saja. Secara umum, pada pemuaian zat cair dan gas berlaku:

                   γ=  ΔV/ (Vo.  ΔT) ………………………………. (30)
                 Atau:
                  ΔV = γ . (Vo.  ΔT) ………………………………… (31)

                 dengan  ΔV= pertambahan volume (m3)
                 Δ V=VT –Vo ………………………………………………………… …….. (32)

                 dan
                 VT = Vo (1 +  .  ΔT) …………………………… (33)
                        Pada pemuaian gas tidaklah sesederhana muai zat padat dan muai zat cair. Pada sistem gas juga

                 hanya  terdapat  koefisien  muai  ruang  saja.  Untuk  menentukan  koefisien  muai  volume  karena  kenaikan
                 suhu, maka tekanan gas harus dijaga tetap dan untuk menentukan koefisien muai tekanan karena kenaikan

                 suhu, maka volume gas dijaga tetap.
                        Jadi pada hakekatnya, akibat kenaikan suhu di dalam gas tertentu akan terdapat perubahan volume
                 dan  tekanan.  Pada  pembahasan  yang  berkaitan  dengan  sejumlah  massa  gas,  ada  hal-hal  yang  perlu

                 diperhatikan antara lain:
                  volume (V)
                   tekanan (P)

                   suhu (T)
                 Ketiga hal itu saling berkaitan, berhubungan dan dapat berubah-ubah. Adapun hubungan-hubungan yang
                 dapat terjadi adalah sebagai berikut:

                     Hubungan tekanan gas (P) dan volume gas (V) dengan suhu gas (T) tetap yang disebut proses isotermis.
                 Hasil eksperimen Robert Boyle disimpulkan sebagai hukum Boyle, dapat dinyatakan sebagai berikut:

                 ”Pada suhu konstan, tekanan gas berbanding terbalik terhadap volume”
                 Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
                 P = konstanta  atau  P. V = konstanta .... (34)

                               V
                 Sehingga berlaku:
                 P1. V1 = P2. V2 ................................................................ (35)

                 Dengan:
                                   2
                 P = tekanan gas (N/m  pascal =Pa)
                 V = volume gas (m )
                                3
                 Grafik hubungan P dan V pada suhu tetap (isotermis) dapat diilustrasikan sebagai berikut:
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39