Page 109 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 109

Temuan dan Analisis                                                                      Temuan dan Analisis





 tekanan psikologis yang tinggi. Menghilangkan beban tekanan ini pada gilirannya akan   dilihatnya sebagai “membantu teman.” 138  Mereka yang kesulitan memahami ini hampir
 menjanjikannya  reward  yang  mampu  menyaingi  risiko  yang  harus  ditanggung  karena   pasti dikarenakan pengacuhannya pada fakta bahwa narkotika merupakan manifestasi
 menyalahgunakan risiko. Hal ini sekaligus menjawab teka-teki yang muncul dalam dua   simbolik dari sebuah hadiah (reward) bagi kalangan anak muda seperti ini. Tentu saja,

 penelitian  BNN  yang  menyatakan bahwa  mayoritas penyalahguna  sudah  mengetahui   penyuplai sosial ini adalah mungkin untuk terperosok lebih jauh dan menjadi pengedar
 risiko kesehatan dan hukum dari penyalahgunaan narkotika.  Lantas, mengapa masih   (drug dealer). 139  Tetapi yang terpenting di sini adalah bahwa bagi kelompok peer tertentu
 134
 tetap  menyalahguna?  Jawabannya  sederhana:  karena  reward  yang  dijanjikan  narkotika   di kalangan anak muda, narkoba dilihat lebih sebagai pemberian (gift) ketimbang “barang
 dapat mengalahkan risiko yang dibawanya. Defisit atau penyepelean unsur reward ini yang   haram.” Kegagalan mengantisipasi ini akan berakhir pada kegagalan mempersuasi anak
 bisa jadi menyebabkan sosialisasi yang selama ini dilakukan untuk pencegahan menjadi   muda untuk kritis terhadap suplai sosial.

 tidak tepat sasaran dan berbuah hasil.  Dua faktor ini—permintaan  psikologis  dan  suplai  sosial—adalah dua  hal  yang
 Bagaimana  dengan  efek  jangka  panjangnya?  Lagi-lagi,  pengetahuan  mengenai   seringkali tidak diperhatikan secara serius, khususnya dengan tidak mempertimbangkan

 risiko jangka panjang ini tidak akan dapat menandingi bias dari reward jangka pendek.   sudut  pandang  yang  berempati pada  perspektif  well-being  anak  muda  itu  sendiri.
 Ini  dibuktikan  dari studi  neuropsikologis  akan fenomena adiksi  lewat konsep  delay   Dampaknya adalah kedua bias di atas: “bias orang sehat” mengasumsikan bahwa semua
 discounting dan now appeal, yang mana saat tekanan sudah amat mendesak, maka nilai   orang punya sumber daya untuk  memenuhi kebutuhan  kesehatan psikologisnya  (well

 dari sebuah reward di depan mata akan tampak jauh lebih besar ketimbang reward yang   being); “bias orang baik-baik” akan selalu mengasumsikan standar yang baik adalah dari
 dijanjikan  apabila ia tidak menyabet yang di depan mata tersebut, sekalipun  reward   dirinya sendiri, seraya mendiskon kemungkinan social supply sebagai sebentuk interaksi

 di  masa depan  itu  jauh  lebih  besar (seperti  karir yang  sukses, dll.).   Itulah  mengapa   sosial yang sejati. Kedua bias ini pada gilirannya bukan hanya menjadi kontraproduktif
 135
 seluruh program sosialiasi dan pencegahan untuk anak muda perlu secara sensitif   pada upaya pencegahan, melainkan justru ia akan terus mereproduksi dan melembagakan
 berempati  dan bersimpati dengan hal-hal yang menekan psikologis anak muda   stigma sosial kepada para penyalahguna, dan dengan sendirinya semakin menjauhkan

 sehingga membuatnya rentan untuk tergoda memetik reward dari narkotika seraya   sang  penyalahguna  dari  kemungkinan  untuk  mendapatkan  #hidup100persen  kembali.
 mengesampingkan risiko jangka panjangnya. Di kesempatan lain, kami jumpai bahwa   Persis seperti stigmatisasi yang gemar diulang-ulang mereka yang menderita bias

 kebutuhan-kebutuhan psikologis yang membuat anak muda tertekan tidak hanya datang   orang sehat: “tidak bisa sembuh, tapi bisa pulih.” Berhenti mereproduksi ungkapan ini
 dari pertemanan, melainkan juga pekerjaan dan faktor ekonomi. Pekerjaan yang stressful   adalah langkah awal yang tepat untuk mulai merengkuh perspektif yang human-centred.
 nan menjemukan dan permasalahan kehidupan yang menekan dapat mendorong anak

 muda  untuk mencari “pelarian sejenak”  dari tekanan  kehidupan  lewat  narkotika, yang
 lagi-lagi terkonfirmasi di banyak kajian terkini.    7.3.5. Insularitas Penelitian Soal Narkotika
 136
 Hal berikutnya adalah social supply. Konsep ini belakangan marak digunakan untuk
 memotret  dinamika peredaran obat terlarang di kalangan anak muda. Konsep  suplai   Dalam  fase  riset  preliminer  yang  lalu  (Februari  s.d.  April  2020),  tim  peneliti  menyisir
 sosial  ini  menangkap  fenomena  yang  mana memberi obat  terlarang sudah  menjadi   sebanyak mungkin penelitian terkini di seputar isu narkotika dari kelima perspektif yang dipakai:

 ternormalisasi sedemikian rupa dan cenderung  sama statusnya dengan  memberi   strategi, keamanan, politik kebijakan, antropsikologi, dan sosioekonomi. Hasil penelitian inilah
 hadiah,  memberi pertolongan,  dst.  Dengan  memberikan narkotika, sang  penyuplai   yang menjadi bahan ulasan literatur sistematis (SLR, systematic literature review), dan yang juga
 137
 sosial tidak sedang berusaha mencelakakan si penerima, melainkan justru secara tulus   poin-poin hasil ulasannya tersebar di seluruh bagian di laporan ini. Subbagian ini memaparkan
            temuan menarik kami saat melakukan pencarian sumber penelitian akademik ini, khususnya
 134   BNN dan LIPI, “Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2019,” 2019; BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan UI, “Hasil Survei Pen-
 yalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 18 Provinsi Tahun 2016,” 2017.
 135   Marc Lewis, The Biology of Desire. Why Addiction Is Not A Disease (New York: Public Affairs, 2015), 83.
 136   Rana EL Rawas, Inês M. Amaral, dan Alex Hofer, “Social interaction reward: A resilience approach to overcome vulnerability to
 drugs of abuse,” European Neuropsychopharmacology 37 (2020): 12–28.  138   Bright dan Sutherland, “‘Just doing a favor for a friend’: The social supply of ecstasy through friendship networks.”
 137   Ross Coomber, Leah Moyle, dan Nigel South, “The normalisation of drug supply: The social supply of drugs as the ‘other side’ of   139   Matthew Taylor dan Gary R. Potter, “From ‘social supply’ to ‘real dealing’: Drift, friendship, and trust in drug-dealing careers,” Journal
 the history of normalisation,” Drugs: Education, Prevention and Policy 23, no. 3 (2016): 255–63.  of Drug Issues 43, no. 4 (2013): 392–406.


 94  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   95
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114