Page 107 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 107
Temuan dan Analisis Temuan dan Analisis
Dalam FGD di Yogyakarta, otokritik ini muncul dari dalam BNN sendiri. “Jangan-jangan
selama ini kita salah dalam memahami prilaku anak-muda,” lontar seorang perwakilan
BNNP Yogya. Kesalahan dalam memahami prilaku ini tentunya berdampak pada asumsi-
asumsi implisit dalam perancangan program, pesan, dan seruan pencegahan/sosialisasi.
Dampaknya, program tersebut menjadi tidak efektif dalam mencegah, jika bukan malah
memantik rasa ingin mencoba. Dari wawancara dengan seorang pengguna muda dari
kalangan menengah atas di Jakarta bahkan kami dapati cemoohan bahwa pesan-pesan
untuk menjauhi narkoba ini (didapatnya dulu waktu di SMA) cenderung “menggurui
banget, mas, itu kalo sosialisasi. Malesin deh..” Ungkapan soal ketidak-efektifan ini juga
130
kami dapat dalam wawancara dengan mantan pengguna di Medan dan di Lido, Bogor.
Penelitian ini melihat bahwa terdapat semacam penyepelean dan overgeneralisasi
terhadap prilaku, pola pikir, dan pola bergaul anak muda di kalangan penyusun program
sosialisasi. Penyepelean ini berujung pada stigmatisasi dan stereotipisasi dari prilaku
dan psikis anak muda. 131 Sayangnya, keterbatasan informan anak muda membuat Skema 3. Narkotika sebagai akibat, dan bukan sebab. Perbandingan dua pandangan.
penelitian ini sulit berkata banyak soal topik ini. Hanya saja, dari penelusuran sumber-
sumber sekunder, dan khususnya literatur akademik yang sudah meneliti soal ini, Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah munculnya kebutuhan psikologis
setidaknya bisa dilihat bahwa upaya sosialisasi yang ada cenderung terjebak ke dalam (psychological demand) di kalangan anak muda. Kebutuhan psikologis ini muncul dari
dua bias, yaitu bias “orang sehat” dan bias “orang baik-baik”.
banyak tekanan-tekanan sosial, ekonomi, dan bahkan kultural di sekitar mereka. Secara
Untuk memahami ini, kita perlu sedikit memutar soal apa yang menyebabkan anak sosial, kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok merupakan hal
muda untuk menjadi penyalahguna, kali ini dengan menggali lebih jauh dari sekedar yang paling dominan menjadi kebutuhan. Tidak hanya menjadi bagian, merasa aman
132
data yang ditunjukkan oleh survei prevalensi. Sebenarnya, apabila melihat penelitian- dalam kelompok tersebut juga adalah hal yang dibutuhkan anak muda. Absennya ini
penelitian yang sudah marak dilakukan, kita bisa melihat bahwa “coba-coba” dan “ajakan semua membuat anak muda menjadi rentan pada ajakan untuk coba-coba narkotika. Ini
teman” sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Upaya untuk membentengi anak muda dari terkofirmasi, salah satunya, dengan narasumber peserta rehabilitasi di loka rehab Batam
kedua faktor ini adalah wajib untuk memahami mengapa kedua faktor tersebut menjadi yang mengatakan bahwa “nggak keren kalo nggak ikut-ikutan make,” sekalipun ia tahu
mungkin untuk ada. Perlu pemahaman yang lebih human-centred, yang lebih bersimpati, bahaya dari narkotika—“iya, sudah tahu kok, sudah beberapa kali ikut sosialisasi dari
dan yang lebih berlandaskan pada perspektif anak muda itu sendiri dalam memamahi BNN.” 133 Anak muda yang sudah mengidentifikasi dirinya dengan sebuah peer group dapat
mengapa “coba-coba karena teman” ini banyak terjadi. Bahkan, kita juga perlu untuk merasa insecure saat ia tidak mengadopsi apa yang dianggap baik oleh kelompoknya itu.
memahami bagaimana narkotika itu sendiri sebenarnya berfungsi lebih dari sekedar zat/ Dengan kata lain, ganjaran (reward) psikologis yang diterima dari menyalahguna menjadi
obat, melainkan ia memiliki fungsi sosial/simboliknya sendiri bagi anak muda. Artinya, lebih besar dari risiko (risk) yang harus ditanggung dari penyalahgunaan narkotika.
ketimbang melihat penyalahgunaan sebagai penyebab, penelitian ini merekomendasikan Sebaliknya, anak muda yang merasa tersisihkan dari pergaulan, yang memiliki self-
sebaliknya, yaitu melihat penyalahgunaan sebagai akibat yang disebabkan-oleh banyak esteem rendah, dan merasa insecure dalam kesehariannya cenderung memiliki beban
faktor.
132 Cédric Kempf et al., “What’s new in addiction prevention in young people: A literature review of the last years of research,” Frontiers
130 Tim Riset Active Defense BNN-UBJ, Jakarta - Wawancara John (Mantan Pengguna) (101320), 2020. in Psychology 8, no. JUL (2017): 1–16; Michèle Preyde et al., Foundations of addictive problems in adolescents: Developmental and social factors,
131 Daniel Romer, Valerie F. Reyna, dan Theodore D. Satterthwaite, “Beyond stereotypes of adolescent risk taking: Placing the adoles- Adolescent Addiction, 2nd ed. (Elsevier Inc., 2020).
cent brain in developmental context,” Developmental Cognitive Neuroscience 27, no. May (2017): 19–34. 133 Tim Riset Active Defense BNN-UBJ, Kepulauan Riau, Batam - Wawancara Benta, Eks Penyalahguna (091220), 2020.
92 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 93
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika