Page 111 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 111

Temuan dan Analisis                                                                      Temuan dan Analisis





 dalam kaitannya dengan kondisi penelitian soal narkotika di Indonesia.  menghasilkan kajian ilmiah berkualitas di seputar persoalan narkotika.
 Pertama-tama, karena yang kami cari adalah penelitian ilmiah termutakhir, maka kami   Di  Fase  IV  penelitian,  kami  menginvestigasi  ini  lebih  jauh.  Kami  ingin  mendapatkan

 membatasi jenis literatur yang kami cari yaitu pada jenis artikel jurnal ilmiah yang peer-reviewed.   gambaran riil soal kondisi penelitian di Indonesia, khususnya soal isu narkotika. Asumsinya,
 Alasannya, adalah jurnal yang memang menjadi sarana komunikasi dan diseminasi akademik   dengan penelitian yang baik maka kebijakan pun akan mendapat masukan dan pengawalan

 utama untuk penelitian-penelitian terbaru di kalangan akademisi, ketimbang buku. Ini demikian   saintifik  yang  baik  pula.  Kami  menggunakan  pencarian  melalui  Google  Cendekia  dan
 karena karakter dari jurnal yang secara kecepatan produksi dan terbit bisa dikatakan jauh   memasukkan  kata  kunci  “narkotika”  dan  “narkoba,”  dengan  menerapkan  saringan  artikel
 lebih cepat. Jurnal yang kami gunakan adalah yang peer-reviewed oleh sejawat akademisi pakar   penelitian  ilmiah  yang  ditulis  dalam  lima  tahun  terakhir  saja  (sejak  2015).  Pencarian  kami

 secara blind, sehingga menjamin objektivitas—karakter yang tidak dimiliki oleh jenis publikasi   menampilkan total 16.200 buah artikel. Dengan tingkat konfidensi 95% dan marjin kesalahan
 berupa buku dan/atau laporan.   5%, kami menentukan besaran sampling sebanyak 376 buah. Total artikel yang kami proses

 Dengan  menggunakan  portal-portal  jurnal  top  dunia  seperti  ScienceDirect,  Taylor  &   adalah 414 buah, semuanya terbit antara 2015 s.d. Oktober 2020.
 Francis, SAGE, MUSE, IEEE, PubMed, Plos, Frontiers, PNAS, Annual Review, dst., kami menjaring   Dari semua artikel tersebut, kami melakukan analisis sebaran jumlah referensi yang
 sebanyak  1220  artikel  yang  relevan  untuk  menggali  informasi  bagi  kelima  dimensi/modul.   dikutip, jumlah referensi jurnal ilmiah yang dikutip, dan jumlah referensi di bawah rentang

 Lalu kami membaca abstrak dan menggunakan teknik baca kilat (skimming) terhadap 1220   lima (5) tahun sejak artikel tersebut terbit. Ketiga variabel ini dipakai untuk mengukur seberapa
 artikel tersebut untuk memilih 200 artikel yang memiliki relevansi tertinggi untuk kemudian   tersituasikannya penelitian-penelitian ini ke perdebatan akademik di kalangan para ilmuwan.

 dimasukkan dalam daftar literatur untuk dianalisis secara meta-review.  Sebanyak 18 nama   Karena, sebagaimana sudah di bahas di bagian sebelumnya soal neksus sains dan kebijakan,
 140
 jurnal dengan artikel terbanyak kami berasal dari jurnal yang terindeks Scopus Q1, lalu 4 jurnal   penelitian yang tidak tersituasikan di perdebatan state of the art akan rentan menjadi bias,
 terbanyak berikutnya berasal dari Scopus Q2. Dengan begini, kami cukup percaya diri bahwa   cherry-picking, cocokologi, dan yang pasti jauh dari standar inovatif/novelty. Sebuah riset yang

 artikel  yang  kami  jadikan  landasan  meta-review  sudah  memiliki  landasan  akademis  yang   berkomitmen pada  excellence, baik akademik maupun kebijakan, wajib untuk senantiasa
 representatif, dan sekaligus bekal berharga demi merumuskan strategi Pertahanan Aktif yang   berdialog dan berakar pada perdebatan akademik di bidang masing-masing, dan salah satu
                                                                              142
 berlandaskan penelitian ilmiah.   sumber platform dialog ini tidak lain adalah jurnal akademik.  Akhirnya, pemilihan rentang
            lima tahun didasarkan  pada komitmen  untuk selalu  menjadi relevan, kontemporer, dan
 Menariknya—dalam artian ironis—dari 1220 artikel, hanya terdapat 24 artikel saja yang
                                           143
 membahas tentang Indonesia. Sementara dari 200 artikel terseleksi, jumlah tersebut menyusut   berbasis pada kondisi terkini.
 menjadi tinggal 13 saja. Angka ini pun menyusut lagi saat dipilih hanya yang mengkaji Indonesia   Tidak  ada  kesepakatan  tertulis  mengenai  berapa  banyaknya  variabel-variabel  ini
 secara eksklusif, menjadi tinggal lima (5) buah.  Memang, pencarian kami saat itu tidak secara   secara minimal. Namun, dari kesepakatan tim peneliti, dengan menggunakan standar paling
 141
 khusus tentang Indonesia; karena pencarian yang khusus Indonesia baru akan dilakukan di   minimum prasyarat penulisan disertasi doktoral di antara banyak universitas di Indonesia yang
 Fase IV. Namun demikian, fakta ini sudah menjadi temuan tersendiri untuk bahan refleksi:   kami ketahui, kami sampai pada angka 30 buah. Sekedar perbandingan kritis, bagi beberapa
 masih teramat sedikit studi akademis yang tembus ke publikasi di jurnal peer-reviewed top dunia   program sarjana di Indonesia yang kami  ketahui, angka ini masih belum  dianggap cukup

 yang membahas tentang Indonesia, bahkan yang khusus Indonesia. Indonesia punya PR untuk   bahkan untuk syarat proposal skripsi sarjana. Untuk perbandingan internasional—khususnya
            apabila  kita  berkomitmen  memiliki  penelitian  yang  bertaraf  dan  mampu  bersaing  secara
            global—laporan dari International Center for the Study of Research menemukan bahwa rata-
 140   Daftar 200 artikel terlampir dalam bentuk Kurasi Literatur. Untuk daftar 1220 artikel, silakan hubungi penulis untuk mendapatkan   rata referensi yang dikutip oleh jurnal-jurnal di seputar rumpun sosial-humaniora yang terbit
 file format bibtex (.bib) atau RIS (.ris).
 141   Ria Christine Siagian dan Dumilah Ayuningtyas, “Gap analysis for drug development policymaking: An attempt to close the gap   di jurnal terindeks global adalah sebanyak 54 buah (lihat Grafik).
 between policy and its implementation,” PLoS ONE 14, no. 8 (2019): 1–13; Riefqi Muna, “Securitizing Small Arms and Drug Trafficking in In-
 donesia,” in Non-Traditional Security in Asia: Dilemmas in Securitization, ed. oleh Mely Caballero-Anthony, Ralf Emmers, dan Amitav Acharya,
 London & N (Routledge, 2016); Felicity Gerry Qc et al., “Is the Law an Ass When It Comes to Mules? How Indonesia Can Lead a New Global
 Approach to Treating Drug Traffickers as Human Trafficked Victims,” Asian Journal of International Law 8, no. 1 (2018): 166–88; Gideon Lasco,
 “Drugs and drug wars as populist tropes in Asia: Illustrative examples and implications for drug policy,” International Journal of Drug Policy 77   142   Dag W. Aksnes, Liv Langfeldt, dan Paul Wouters, “Citations, Citation Indicators, and Research Quality: An Overview of Basic Con-
 (2020): 102668; Anita Hardon dan Nurul Ilmi Idrus, “On coba and cocok: Youth-led drug-experimentation in eastern indonesia,” Anthropology   cepts and Theories,” SAGE Open 9, no. 1 (2019).
 and Medicine 21, no. 2 (2014): 217–29; Vivi Ariyanti, “The victims of drugs abuse and their legal status in the indonesian narcotics law,” Inter-  143   Pengutipan referensi di atas lima tahun terakhir biasanya dilakukan untuk merujuk pada pemikiran atau pengetahuan yang seminal
 national Journal of Business, Economics, and Law 13, no. 4 (2017): 119–23.  atau fenomenal.


 96  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   97
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116