Page 127 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 127

Temuan dan Analisis                                                                      Temuan dan Analisis





 penjelasan Indonesia  darurat narkoba, angka prevalensi pengguna  narkotika,   pendekatan yang cenderung menyoal ketahanan diri secara umum (dan outdated),
 perkembangan jenis narkotika dan perundangannya, dan absennya keluarga sebagai   dan belum menukik ke konteks penyalahgunaan narkotika, bahkan lebih spesifik lagi
 faktor pendorong penyalahgunaan dan kondisi peredaran gelap narkotika. Materi   untuk konteks anak muda. Hal ini cukup disayangkan bukan hanya karena persoalan

 belum  menyentuh  substansi  aspek-aspek  yang  mendorong  seseorang  terjerat   anak  muda  benar-benar  perlu  ditangani  secara  anak-muda-sentris  lebih  khusus,
 dalam lingkar hitam penyalahgunaan  dan pengedaran  gelap narkotika, serta apa   melainkan berlimpahnya kajian-kajian terdahulu soal ini yang sudah banyak menjadi

 saja yang umumnya ‘dipamerkan’ pengedar sehingga audiens memiliki gambaran   terlewatkan begitu saja.  Padahal, kita bisa membangun dari pilihan-pilihan yang
                                             164
 dan mempersiapkan diri secara kritis dalam menghadapinya.  ada tersebut.

 Sayangnya,  dalam  materi  ini  tidak  ditemukan  gambaran  kondisi-kondisi   Kemudian, dengan berbekal pada dua faktor psychological demand dan social
 psikologis  yang mendorong seseorang menggunakan  narkotika dimana pada   supply di bagian sebelumnya, kita bisa melihat persoalan-persoalan pada medium
 saat itu terjadi perdebatan narasi yang diberikan oleh pengedar atau teman saat   sosialisasi/edukasi dari BNN.  Dalam video yang dimuat di YouTube, terdapat tiga

 mempersuasi dengan  narasi untuk  menolak penyalahgunaan  narkoba. Selain  itu,   video yang bisa dibilang judgemental dengan mengatakan “Nggak Keren”, bahkan,
 materi paparan juga tidak memberikan solusi seperti pelatihan ketrampilan hidup   di salah satu video terdapat stereotipisasi busana tertentu (jaket jumper dan topi
 praktis yang berguna saat menghadapi masalah atau mengambil keputusan sehingga   terbalik sebagai pergaulan buruk rawan narkoba). Tentu saja, memang benar adalah

 bisa  mempersuasi seseorang untuk  tidak  menggunakan  narkotika. Pasalnya,   tidak keren (cool) menggunakan narkoba. Namun ketiga video ini belum berusaha
 dukungan terhadap keterampilan hidup ini berkorelasi positif terhadap kemampuan   menempatkan diri pada perspektif anak muda, soal bagaimana menghadapi

 seseorang  dalam  menghadapi  tekanan  sosial  sehari-sehari  seperti  ajakan  teman   permasalahan harian mereka yang mendepresikan, yang mencemaskan, dan yang
 untuk menggunakan narkotika. 162  membuat mereka rentan melihat bahwa reward yang dijanjikan narkoba akan lebih

 Dengan  keempat contoh  ini  harapannya  dapat tergambar secara umum   tinggi  ketimbang  reward  tidak  menyalahguna. Ketimbang  mengajak anak muda
 mengenai  persoalan dalam strategi pendekatan BNN  ke masyarakat,  khususnya   mempertanyakan mengapa mereka  harus ‘keren’—yi. suatu kategori rekognisi
 anak  muda.  Perspektif  yang  human-centred  masih  perlu  ditingkatkan.  Para   dengan  standar orang lain, ketiga video ini  justru menjadi  stressor baru dengan

 perancang program sosialisasi perlu mulai untuk  menggunakan  standpoint  anak   memberi standar lain tentang ‘keren’. Padahal, tekanan untuk  menjadi keren itu
 muda  dan  tantangan-tantangan  harian  mereka  yang  berpotensi  menekan—mulai   sendiri sudah banyak dibuktikan dalam penelitian-penelitian di mana-mana sebagai
                                                                                                         165
 dari pertemanan, orang tua, dan  juga  permasalahan ekonomi, untuk  menyebut   permasalahan serius yang selalu menghantui citra (self-image) diri anak muda.
 beberapa. Namun demikian, perkembangan terkini yang cukup melegakan adalah
 bahwa  di  internal  BNN  sendiri  sudah  disadari  persoalan-persoalan  ini,  dan  juga

 sudah dilakukan upaya untuk memperbaikinya. Hal ini bisa dilihat dengan dirilisnya
 Panduan Indeks Ketahanan Diri Remaja pada Agustus 2020 yang lalu.
 163
 Dalam panduan tersebut, selain pemaparan temuan indeks, terdapat arahan
 rekomendasi  untuk  perumusan  kampanye  anti-narkotika  yang  lebih  persuasif,
               164   Dewi et al., “Self-resilience model of drug initiation and drug addiction (A structural equation model approach)”; Vera P. Zeleeva dan
 memberikan pilihan,  lebih  aspiratif  dan  tidak  terkesan kaku.  Panduan  ini  bisa   Tatyana N. Petrova, “Prevention of addictive behavior based on the formation of teenagers’ resilience,” International Journal of Environmental
            and Science Education 11, no. 8 (2016): 2015–23; Janna Cousijn, Maartje Luijten, dan Sarah W. Feldstein Ewing, “Adolescent resilience to
 dikatakan sebagai satu langkah perbaikan yang patut diapresiasi. Namun demikian,   addiction: a social plasticity hypothesis,” The Lancet Child and Adolescent Health 2, no. 1 (2018): 69–78; David S. Yeager, Ronald E. Dahl, dan
            Carol S. Dweck, “Why Interventions to Influence Adolescent Behavior Often Fail but Could Succeed,” Perspectives on Psychological Science 13,
 sedikit catatan dari penelitian ini, yaitu bahwa panduan ini masih dirumuskan dengan   no. 1 (2018): 101–22; EL Rawas, Amaral, dan Hofer, “Social interaction reward: A resilience approach to overcome vulnerability to drugs of
            abuse”; Katherine Rudzinski et al., “Is there room for resilience? A scoping review and critique of substance use literature and its utilization of
            the concept of resilience,” Substance Abuse: Treatment, Prevention, and Policy 12, no. 1 (2017): 1–35.
               165   Caterina Fiorilli et al., “Predicting adolescent depression: The interrelated roles of self-esteem and interpersonal stressors,” Fron-
 162   Rosmala Dewi et al., “Self-resilience model of drug initiation and drug addiction (A structural equation model approach),” Archives   tiers in Psychology 10, no. MAR (2019): 1–6; Hye Young Yun dan Sandra Graham, “Too tough at the top: Using latent class growth analysis
 of psychiatry research 56, no. 1 (2020): 5–18; Hamed Ekhtiari et al., “Neuroscience-informed psychoeducation for addiction medicine: A neuro-  to assess cool status during middle school,” Journal of Adolescence 75, no. January (2019): 47–52; Alvin Thomas, Wizdom Powell Hammond,
 cognitive perspective,” in Progress in Brain Research, vol. 235 (Elsevier B.V., 2017), 239–64.  dan Laura P. Kohn-Wood, “Chill, be cool man: African American men, identity, coping, and aggressive ideation,” Cultural Diversity and Ethnic
 163   Direktorat Informasi dan Edukasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, Panduan Indeks Ketahanan Diri Remaja.  Minority Psychology 21, no. 3 (2015): 369–79.


 112  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   113
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132