Page 57 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 57
PERAYAAN
TABUIK
Tabuik adalah perayaan yang diadakan setiap tahun
pada sepuluh hari pertama bulan Muharam dalam
rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain,
cucu Nabi Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat
Minangkabau Pariaman, Padang dan di Bengkulu yang
dikenal dengan sebutan tabot. Tabuik adalah istilah
untuk menara yang dibuat dari bambu dan kertas, yang
melambangkan tandu jenazah Husein, yang diarak
melalui kota dan dibuang ke sungai atau laut.
Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara tabuik
atau tabot mulai dikenal di Indonesia. Namun, catatan
dari Snouck Hurgronje, tradisi ini dibawa oleh para
tukang yang membangun Benteng Marlborough (1718-
1719) di Bengkulu. Mereka didatangkan oleh Inggris dari
Madras dan Bengali di bagian selatan India.
Perayaan tabuik hakikatnya sebuah ritual keagamaan
penganut Syiah. Inti dari upacara tabuik adalah untuk
Tongkat yang mengenang upaya pemimpin Syiah dan kaumnya
melambangkan ketika mengumpulkan potongan tubuh Husein bin Ali.
tubuh Husein
yang dipotong- Penganut Syiah percaya bahwa jenazah Husain bin Ali
potong. diusung ke langit menggunakan bouraq, kendaraan
yang disimbolkan dengan wujud kuda berkepala wanita
Sumber: Ilustrasi
berdasarkan cantik. Seiring berkembangnya waktu, kebiasaan itu
Indonesia akhirnya mengalami asimilasi dan akulturasi dengan
Heritage, Agama budaya setempat, dan kemudian dikenal dengan Pesta
dan Upacara.
2002. Budaya Tabuik Pariaman yang diadakan di Pariaman
dan Festival Tabot yang diadakan di Bengkulu.
MUSIK PENGIRING
TABUIK
Literasi Nasional terdengar. Dol adalah gendang
Tabuhan gendang dol dan tasa
setengah lingkaran dengan badan
yang terbuat dari batang pohon
nangka dan ditutup dengan
kulit sapi. Garis tengah bagian
yang dipukul sekitar 40 sampai Tasa
44 55 sentimeter. Tasa adalah
gendang lebih kecil, berbentuk
seperti mangkuk dangkal.
gendang dol
Sumber: Ilustrasi berdasarkan Indonesia Heritage, Agama dan Upacara. 2002.