Page 71 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 71
Supaya mendapatkan dukungan resmi
yang diperlukan, para mahasiswa tersebut
bersama dengan Rahardjo, Abdulrahim
dan jurnalis M. Syafii Anwar - bertemu B. J.
Habibie. Habibie menyatakan dukungan,
setelah berkonsultasi dengan Presiden,
yang melihat rencana kegiatan ini sebagai
sebuah peluang untuk memobilisasi
basis dukungan politik baru. Suharto
menginstruksikan Habibie agar mengambil
B. J. Habibie alih gerakan tersebut dalam bentuk diskusi
formal yang akan mempertemukan pejabat
Intelektual Muslim Indonesia bisa bekerja pemerintah, Muslim, teknokrat, akademisi,
sama dengan rezim Orde Baru, selama aktivis, dan tentunya para pemimpin
para intelektual Muslim tersebut setuju organisasi masyarakat Muslim Indonesia.
dengan doktrin dasar negara Pancasila, dan Meski demikian, rencana pembentukan
menjauhi politik partai Islam. Seiring waktu, ICMI tidak berlangsung lancar. Tantangan
pemimpin komunitas Muslim, teknokrat, pertama yang melanda ICMI adalah adanya
profesional, intelektual, dan aktivis lainnya penolakan seorang tokoh besar intelektual
menjadi semakin percaya diri dengan Muslim, pemimpin NU, Abdurrahman
peran mereka sebagai aktor sosial dan Wahid, yang menolak untuk bergabung,
politik dalam masyarakat yang juga dan malah mendirikan sebuah badan
semakin tegas dalam mengekspresikan intelektual tandingan yang lebih inklusif
keberagamaannya. dan kritis yang disebut Forum Demokrasi.
Lahirnya kekuatan Islam kelas menengah Meskipun telah dianggap sebagai ‘titik
baru tersebut ditandai dengan balik politik akomodasi negara terhadap
pembentukan ICMI (Ikatan Cendikiawan Islam’, kehadiran ICMI tetap dianggap
Muslim Se-Indonesia). Lahirnya ICMI belum mampu menggantikan ormas Islam
awalnya dimulai dari rencana lima yang telah memiliki struktur berkelanjutan
aktivis mahasiswa muslim yang ingin seperti Muhammadiyah dan NU, serta
melaksanakan simposium di Universitas lembaga-lembaga lain seperti partai politik,
Brawijaya di Malang, Jawa Timur. Agar
Literasi Nasional Literasi Nasional mendapatkan izin rektor, mereka mencari Namun berdirinya ICMI menjadi tanda penting
MUI, dan birokrasi negara secara umum.
dukungan dari dua intelektual Muslim
pada politik Islam berupa penegasan dan
senior, Imaduddin Abdulrahim (1931–2008),
peningkatan signifikan partisipasi teknokrat,
insinyur lulusan AS dan mantan aktivis
profesional, dan intelektual muslim secara
HMI, dan M. Dawam Rahardjo (1942-
2018), seorang ekonom dan aktivis sosial umum dalam kehidupan politik di Indonesia.
58 58 Muhammadiyah, yang menyarankan Pada tingkat ekonomi seiring dengan
pendirian ICMI berhasil juga didirikan Bank
untuk mengubah rencana simposium Muamalat sebagai indikator perkembangan
kampus menjadi gerakan lebih besar untuk ekonomi syariah.
menyatukan berbagai kelompok intelektual
muslim.