Page 10 - Bibliografi Beranotasi Karya Tjipto Mangoenkoesoemo
P. 10
sejarah maupun tinggalannya sepertihalnya Direktorat Sejarah,
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, dan
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Begitupun perpustakaan
nasional yang banyak berkecimpung dalam inventarisasi kolek-
si bukubuku langka, korankoran lama, dan pelayanan ser-
ta pemeliharaan manuskrip (naskah kuno). Sama juga dengan
apa yang dikerjakan di Arsip Nasional Republik Indonesia yang
melakukan konservasi dan preservasi arsip resmi negara.
Dari segi formal, semuanya itu dapat diartikan bahwa
segala sesuatu yang berkaitan dengan sejarah memang
penting, dan karenanya juga dipentingkan. Upaya memenuhi
himbauan pengembangan dan pelestarian sumber sejarah
nampak jelas dimana-mana. Setidaknya untuk kegiatan yang
mengatasnamakan pelestarian dan pengembangan sejarah itu
alangkah baiknya jika upaya yang dilakukan berpegang pada
keterhubungan sejarah, bukan sekedar penggalanpenggalan
peristiwa seperti sejatinya sejarah adalah sebuah kisah.
Terbitnya buku Bibliografi bernanotasi Tjipto Mangoenkoesoemo
selayaknya mendapatkan tempat tersendiri karena menampilkan
beragam informasi kesejarahan dalam bentuk sumber tertulis yang
tersimpan di berbagai tempat yang memang semestinya dapat di-
gunakan oleh pengkaji dan peneliti sejarah khususnya yang men-
gambil konsentrasi pada sejarah tokoh dan pemikiran. Saya ber-
harap kehadiran Bibliografi beranotasi Tjipto mangoenkoesoemo
akan meningkatkan apresiasi publik terhadap sejarah, membu-
ka ruangruang penelitian baru dan ragam historiografi. Semoga
buku ini memberi warna tersendiri bagi keberagaman informasi
kesejarahan yang selama ini ada dengan segala keunikannya.
Jakarta, Oktober 2018
Hilmar Farid
iv Bibliografi Beranotasi Karya
Tjipto Mangoenkoesoemo