Page 13 - Bibliografi Beranotasi Karya Tjipto Mangoenkoesoemo
P. 13

Kata Pengantar Ahli








                      ada tahun 1935 dua tokoh partai kebangsaan, Pendidikan
                      Nasional Indonesia,  tetapi lebih  sering  disebut PNI Baru,
               Pditangkap pemerintah kolonial Belanda. (Tentu bisa dipa-
                hami juga sebab yang dianggap PNI Lama, ialah  Partai Nasion-
                al Indonesia, partai kebangsaan pimpinan Sukarno, yang telah
                mengganti  nama).  Kedua  tokoh  ini    mula-mula  diasingkan  ke
                Boven Digul, sebuah lokasi  yang sekarang secara adminstratif
                berada di propinsi  Papua Barat. Tetapi setelah kira-kira satu
                tahun berada di tempat pembuangan dari para nasionalis yang
                terpencil itu mereka dipindahkan ke Banda Neira, sebuah kota
                kecil  di  kepulauan  Banda.  Di  masa  jayanya—sebelum  dibakar
                oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen­­­­ kota di pulau
                kecil ini telah menjadi sebuah pusat  perdagangan laut dan  aktif
                pula dinamika perkembangan Islam.
                  Beberapa hari setelah  mendarat  di wilayah kepulauan yang su-
                dah sejak abad 17 dikuasai Belanda ini – kedua mantan pemimp-
                in PNI Baru ini  menemui dua tokoh pergerakan kebangsaan yang
                telah lebih dulu diasingkan ke pulau kecil di sebelah Timur kepu-
                lauan Indonesia ini.  Nama dari kedua tokoh yang mereka kun-
                jungi ini tidak terlupakan dalam sejarah pergerakan kebangsaan
                Indonesia. Mereka adalah   dokter  Tjipto  Mangoenkoesoemo
                dan meester in de rechten ( Sarjana hukum) Iwa Kusuma Suman-
                tri. Tetapi siapakah kedua tokoh PNI Baru yang baru disingkirkan
                ke pulau terpencil tetapi historis ini? Mereka adalah Mohammad
                Hatta, yang nanti—pada bulan Agustus, tahun 1945, tampil se-
                bagai  salah seorang Proklamator Kemerdekaan (di samping Su-
                karno) dan langsung “diakui” (maklum “pemilihan umum” belum
                ada)  sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Sedangkan
                yang seorang lagi ialah Sutan Sjahrir, seorang tokoh pergerakan
                bangsa, yang asyik berjuang “di bawah tanah” melawan pemer-
                intah militer Jepang dan  ketika proklamasi kemerdekaan telah
                dikumandangkan sempat juga tiga kali berturut-turut menjabat
                kedudukan Perdana Menteri Republik Indonesia.


                                                               Bibliografi Beranotasi Karya  1
                                                               Tjipto Mangoenkoesoemo
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18