Page 14 - Bibliografi Beranotasi Karya Tjipto Mangoenkoesoemo
P. 14
Dalam suratsurat yang ditulis Sjahrir (dengan nama sama-
ran ‘Sjahrazad”) kepada isterinya, yang kemudian diterbitkan
dengan judul Indonesiche Overpeinzingen, beberapa kali ia
berkisah tentang “Suribno”, seorang tokoh pergerakan nasi-
onal yang telah berada di pulau Banda ini bersama istri dan
anakanak angkatnya sejak akhir tahun 1920an. Tetapi
siapakah “Suribno”? Kalau “Syahrazad” menyebut nama “Ha-
fil” sudah jelas maksudnya – nama sesungguhnya dari tokoh
yang disebutnya itu ialah Hatta. Sedangkan dalam buku otobi-
ografi yang berjudul Mohammad Hatta: Memoir (1979) , dengan
jelas disebutkan bahwa tokoh yang disebut Sjahrir “ Suribno”
itu ialah Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo. (Jepara, 1886
Jakarta 8 Maret,1943) .
Begitulah baik Hatta dalam Memoir – nya ataupun “Sjah-
razad” dalam surat-surat yang dikirim pada isteri pertamanya
(seorang wanita Belanda) mengatakan bahwa mereka adalah
guru privat dari dua orang anak angkat Tjipto Mangoenkoe-
soemo (atau “Suribno”, sebagaimana “Syahrazad” menyebut-
nya) selama mereka berada di Banda Neira. Meskipun den-
gan gaya penulisan yang berbeda dan memakai bahasa yang
berlainan dan bahkan ditulis dalam situasi yang tidak pula
sama (Sjahrir menulis surat-suratnya di saat ia masih “orang
buangan politik” dari pemerintah kolonial Belanda sedangkan
Hatta berkisah ketika ia telah sekian lama meletakkan jabatan
sebagai wakil Presiden R.I.) keduanya memperlihatkan peng-
hargaan yang tinggi pada dokter Tjipto. Sudah bisa diduga pula
bahwa kedua mereka tidak pernah secara langsung mendengar
Tjipto berpidato (Sjahrir dan Hatta masih berada di Belanda
ketika Tjipto disingkirkan ke Banda Neira) tetapi Hatta tidak
lupa dengan kebiasaan Tjipto, yang mungkin sering dibacan-
ya atau dikisahkan orang lain padanya, untuk mengakhiri pi-
datonya dengan ucapan, “ Indie los van Holland”—tanah Hindia
bebas dari Belanda.
Memang kalau saja para tokoh pergerakan kebangsaan bisa
dibagi-bagi berdasarkan “generasi” maka bisalah dikatakan
bahwa Tjipto Mangoenkoesoemo – seperti juga halnya den-
gan dokter Sutomo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian
menyebut dirinya Ki Hadjar Dewantara), H.O.S Tjokroaminoto,
Haji Agus Salim, Abdoel Moeis dan lainlain—boleh dikatakan
2 Bibliografi Beranotasi Karya
Tjipto Mangoenkoesoemo