Page 43 - Kelas XII. 3. Interaksi Keruangan Desa Kota
P. 43
Unit Pembelajaran
Interaksi Keruangan Desa Kota
(1) Kota kecil, jumlah penduduk antara 20.000 s/d 50.000 orang jiwa.
Contohnya Padang panjang (32.104 orang), Banjaran (48.170 orang)
(2) Kota sedang, jumlah penduduk antara 50.000 s/d 100.000 jiwa.
Contohnya Sibaloga (71.559 orang), Bukit Tinggi (71.093 orang),
Mojokerto (96.626 orang), Palangkaraya (99.693 orang) dan Gorontalo
(94.058 orang)
(3) Kota besar, jumlah penduduk antara 100.000 orang sampai dengan
1.000.000 orang. Contoh: Padang 477.064 orang; Jambi 301.430 orang;
Cirebon 244.906 orang;Surakarta 503.827 orang; Kediri 235.333 orang
(4) Metropolis, jumlah penduduk di atas 1.000.000 jiwa. Contoh: Jakarta
dengan jumlah penduduk 8.222.515 orang; Bandung dengan jumlah
penduduknya 2.125.159 orang,Surabaya 2.410.417 orang dan Medan
dengan jumlah penduduk 1.685.272 orang.
Klasifikasi kota berdasarkan fungsinya :
(1) Kota Pusat Produksi : kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi
atau pemasok,baik yang berupa bahan mentah,barang setengah jadi
maupun barang jadi. Contoh kota : Surabaya, Gresik, Bontang
(2) Kota Pusat Perdagangan ( Centre of Trade and Commerce) : kota yang
memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun
Internasional, Contoh kota : Hongkong, Jakarta, Singapore
(3) Kota Pusat Pemerintahan (Political Capital) : kota yang memiliki fungsi
sebagai pusat pemerintahan atau sebagai Ibu Kota Negara
(4) Kota Pusat Kebudayaan (Cultural Centre) : kota yang memiliki fungsi
sebagai pusat kebudayaan. Contoh kota : Yogyakarta dan Surakarta.
Klasifikasi Kota berdasarkan kondisi social penduduk dan sebagainya:
(1) Tahap Eopolis, yaitu tahap perkembangan desa yang sudah teratur ,
sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut sudah mulai
memperlihatkan ciri-ciri perkotaan. Tahapan ini merupakan peralihan
daari pola kehidupan desa yang tradisional kearah kehidupan kota
125