Page 4 - M11. Kelembagaan dan Kebijakan Agroforestri
P. 4
SINOPSIS
KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN
AGROFORESTRI
Berbagai macam kepentingan masyarakat dalam memanfaatkan
lahan dalam pola campuran (agroforestri), pada dasarnya ingin
mendapatkan hasil dari komoditas yang ditanam baik untuk
pemenuhan kebutuhan sendiri maupun untuk dipasarkan dan
mendapatkan tambahan pendapatan. Komoditas yang dipilih dalam
budidaya agroforestri ditentukan oleh minat masyarakat akan
kesesuaian tumbuh pada lahan masing-masing, pasar, etnisitas,
investasi dan heredity (warisan turun temurun) yang sudah
berlangsung puluhan tahun lamanya. Pola-pola tanam agroforestri
sudah dipraktekkan di Indonesia sejak abad 19 terutama di Pulau
Jawa. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006
tentang Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan merupakan salah satu sektor yang ikut
bertanggungjawab terhadap masalah Ketahanan Pangan.
Hubungan antar masyarakat dalam memanfaatkan lahan terutama
pada lahan hutan negara memerlukan pengaturan yang kondusif agar
diperoleh produksi dan kondisi lingkungan yang berkelanjutan.
Kelembagaan pengelolaan agroforestri merupakan suatu tatanan dan
pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi dengan
lahan budidaya yang saling mengikat yang dapat menentukan
berbagai bentuk hubungan antar manusia atau antar organisasi yang
diwadahi dalam sebuah jaringan dengan adanya faktor-faktor
pembatas. Sebagai pengikat dalam hubungan masyarakat atau
organisasi adalah adanya norma, etika, adat, dan aturan formal untuk
pengendalian perilaku sosial dalam mencapai tujuan bersama.
Kebijakan pelaksanaan agroforestri di Indonesia tidak terlepas
adanya tiga (3) unsur kelembagaan yang ditetapkan di atas yaitu
menyangkut aspek: 1) karakteristik sumberdaya dan lahan
diterapkannya sistem agroforestri; 2) aktor yang terlibat dalam
pengelolaan, dan 3) aturan main yang diterapkan/regulasi baik
tertulis maupun tidak tertulis. Kebijakan pengelolaan agroforestri
diarahkan pada tercapainya kinerja pengelolaan yang
memperhatikan keberlanjutan agroforestri itu sendiri, yaitu
keberlanjutan sumberdaya, efektivitas dan efisiensi aturan, serta
meningkatnya peran aktor yang positif meningkat.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA HALAMAN 02