Page 22 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 22
22
Sebelum menjadi bagian negara kolonial Hindia
Belanda, Madiun merupakan wilayah kesultanan
Yogyakarta yang disebut sebagai wilayah luaran atau
mancanegara. Pasca berakhirnya perang Jawa tahun
(1825-1830), Belanda mengambil alih wilayah luaran
atau Mancanegara tersebut termasuk Madiun.
Berdasarkan Algemeene Verslag Madiun tahun 1832 bendel
VIII, wilayah Madiun mulai diatur oleh pemerintah Belanda
pada awal tahun 1832. Adapun orang orang Belanda mulai
datang dan menetap di wilayah ini pada tahun 1860. Sebagian
dari mereka bekerja sebagai sebagai ambtenar karesidenan dan
controleur perkebunan rakyat. Pada awal kedatangannya,
orang-orang Belanda tersebut bertempat tinggal di Desa
Kartoharjo bagian utara dan bagian selatan (Hadiatmodjo,
1980:205).
Pada masa pemerintahan Belanda, setiap
karesidenan dipimpin oleh residen. Proses
pemilihan residen sendiri ditunjuk secara
langsung oleh Pemerintah Belanda. Kedudukan
seorang residen lebih tinggi dari asisten residen
dan bupati. Residen memiliki tugas utama untuk
mengkoordinasi dan mengawasi jalannya pemerintahan di
setiap kabupaten. Adapun tata pemerintahan di Karesidenan
Madiun yaitu seorang residen berkedudukan di Madiun Kota,
asisten residen berkedudukan di Madiun Kota, tiga orang