Page 27 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 27

27






                     menjadi  salah  satu  faktor  Pemerintah  Belanda  memilih


                     Karesidenan  Madiun  sebagai  tempat  menanam  komoditas


                     ekspor.  Adapun  untuk  mendapatkan  hasil  yang  maksimal,

                     pemerintah  Belanda  memanfaatkan  organisasi  desa  seperti


                     bupati.  Bahkan  Pemerintah  Belanda  menjanjikan  tanah


                     kepada para bupati dan pemimpin lokal lainnya. Tak hanya


                     itu,  untuk  membantu  jalannya  politik  ekonomi  tersebut,


                     Pemerintah Belanda menjanjikan uang bulanan, tanah milik,

                     dan kedudukan yang dapat diwariskan .


                             Adapun  penanaman  komoditas  kopi  di  wilayah


                     keresidenan Madiun mulai berlaku sejak turunnya resolusi 10

                     Desember 1832 No. 10. Dalam resolusi tersebut disebutkan


                     bahwa setiap keluarga atau rumah tangga petani dalam kurun


                     waktu 3 tahun wajib menanam dan memelihara 600 pohon


                     kopi.  Bayaran  yang  diterima  oleh  petani  kopi  tersebut,


                     tergantung  pada  harga  kopi  di  pasaran.  Keuntungan  besar

                     yang  diperoleh  Belanda  dari  penanaman  kopi  tersebut,


                     menjadikan  kopi  sebagai  komoditas  utama  di  Keresidenan


                     Madiun.  Berikut  adalah  laporan  penanaman  kopi  di

                     keresidenan  Madiun  pada  tahun  1834-1880  (Marana,


                     2017:121).
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32